Minggu, 10 Februari 2013

fotografi



PENDAHULUAN

v    Sejarah fotografi
Fotografi jurnalistik muncul dan berkembang di dunia sudah lama sekali, tetapi lain halnya dengan di Indonesia, foto pertama yang di buat oleh seorang warga negara Indonesia terjadi pada detik-detik ketika bangsa ini berhasil melepaskan diri dari belenggu rantai penjajahan. Alex Mendur (1907-1984) yang bekerja sebagai kepala foto kantor berita Jepang Domei, dan adiknya sendiri Frans Soemarto Mendur (1913-1971), mengabadikan peristiwa pembacaan teks Proklamasi kemerdekaan republik Indonesia dengan kamera Leica, dan pada saat itulah pada pukul 10 pagi tanggal 17 Agustus 1945 foto jurnalis Indonesia lahir.
Batasan sukses atau tidaknya sebuah foto jurnalistik tergantung pada persiapan yang matang dan kerja keras bukan pada keberuntungan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada foto yang merupakan hasil dari "being in the right place at the right time". Tetapi seorang jurnalis profesional adalah seorang jurnalis yang melakukan riset terhadap subjek,mampu menetukan peristiwa potensial dan foto seperti apa yang akan mendukungnya (antisipasi). Itu semua sangat penting mengingat suatu moment yang baik hanya berlangsung sekian detik dan mustahil untuk diulang kembali.
Etika, empati, nurani merupakan hal yang amat penting dan sebuah nilai lebih yang ada dalam diri jurnalis foto.
Seorang jurnalis foto harus bisa menggambarkan kejadian sesungguhnya lewat karya fotonya, intinya foto yang dihasilkan harus bisa bercerita sehingga tanpa harus menjelaskan orang sudah mengerti isi dari foto tersebut dan tanpa memanipulasi foto tersebut.

v    Seluk-beluk fotografi dan perkembangannya
Manusia sejak lama memang sudah lama tertarik pada dunia gambar-menggambar,hal itu terbukti dari penemuan objek gambar di gua-gua pada masa purba, seperti yang pernah ditemukan di Altamira, Spanyol dan Cromagnon, Perancis.
Pada perkembangannya, manusia muncul keinginan untuk mem-visualisasi-kan apa yang mereka lihat ke dalam bentuk-bentuk benda yang menjadi cikal bakal pemakaian Pictogram (Tulisan yang berbentuk gambar) seperti yang ditemukan di Mesir purba (Hieroghlyp), Sumeria (paku), dan lain-lainnya.
Adapun perkembangan fotografi tidak terlepas penemuan penting Ibnu Haitam dengan kamera Obskura-nya. Dengan penemuan yang berbentuk ruangan gelap dan di lensa sebagai tempat keluarnya cahaya, maka dunia "jepret-menjepret" pun dimulai.
Zaman pun berlalu, penemuan baru pun ditemukan. Kali ini sebuah kaca dijadikan alat untuk menangkap cahaya yang sebelumnya telah dilapisi dengan zat kimia tertentu. Alat ini merupakan cikal bakal kamera modern. Setelah penemuan yang penting itu, pers pun akhirnya memakai penemuan tersebut untuk proses fotografinya. Kira-kira pada abad ke-19 ditetapkan sebagai abad perkembangan fotografi. Untuk pemakaian pertama, yaitu pada tahun 1653. Harian Holladsche Mercurius memuat gambar penobatan Cromwell menjadi raja Inggris Raya. Sebagai gambaran, bahwa dengan adanya pemakaian kamera ini, media-media pada zaman dahulu lebih banyak diminati dan memacu meningkatnya jumlah oplah yang tercetak. Terbukti pada tahun 1914, Time mampu mencetak 200.000 oplah, dan bahkan pada tahun 1925, Illustrated Daily News mencetak lebih dari 1.000.000 oplah!
Betapa besar pengaruhnya di media, sehingga tidak heran jika belakangan ini timbul ide untuk mengapresiasikan karya tersebut dengan penghargaan tingkat internasional, yang terkenal dengan Pulitzer Award. Pada era sekarang pun, fotografi jurnalistik sudah dikategorikan dalam sebuah seni.














PEMBAHASAN

1.      Pengertian Fotografi
Fotografi (Photography, Ingrris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO / ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan
Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed selanjutnya disebut sebagai Eksposur (Exposure).Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

2.      Kategori dalam foto jurnalistik
Ada beberapa pendapat tentang kategori foto jurnalistik. Kategori foto jurnalistik yang diidentikkan sebagai foto berita menurut jurnalis senior di Surabaya,  A Zainuddin dibedakan berdasarkan dua obyek pemotretan Spot News dan Portraits.
a.       Spot News : Sebuah karya foto yang dalam merekam kejadian atau peristiwa sesaat, dengan waktu yang sangat singkat dan tidak terulang.Dalam bidang kerja seorang wartawan foto, kejadian yang tergolong dalam kategori ini misalnya, kebakaran, kerusuhan, domonstrasi, saat kecelakaan, dan lain-lain.
b.      Portraits (Potret)  : Dalam kategori ini, obyek fotonya lebih menonjolkon seseorang sebagai pribadi. Seseorang itu bisa tokoh, artis maupun selebritis dan orang biasa. Menurut Zainuddin, sebuah foto dikatakan berhasil apabila mampu memunculkan karakter sang objek melalui foto itu. Dalam pemotretannya dilakukan dengan berbagai cara, super close-up (detail), close-up, medium, atau long shot.Ada banyak kelompok foto berita, tetapi yang disebut di atas adalah foto-foto yang paling sering muncul dalam pemberitaan. Dari masing-masing kelompok itu kebanyakan dibuat tunggal tetapi bisa juga dibuat beberapa foto sebagai rangkaian suatu cerita.Hal yang sama, yang pernah dipaparkan oleh wartawan foto senior Kompas Arbain Rambey membedakan kategori foto jurnalisk yang biasanya menjadi kebutuhan visual di dalam media cetak.
c.        Jenis foto hard news adalah jenis foto peristiwa atau kejadian yang terjadi saat itu juga.
Contohnya: Foto ledakan bom, kecelakaan KA, kecelakaan pesawat dll. Keutamaan dari foto ini adalah harus disiarkan segera. Sebagus apa pun fotonya, apabila disiarkan lusa menjadi basi, jadi terkesan bukan informasi baru. Jenis foto features yakni foto kategori ini disebut juga sebagai foto softnews, karena tak terlalu terikat waktu dalam pemuatannya. Ini beda dengan foto hardnews yang harus disampaikan secepat mungkin.

3.      Peran foto jurnalistik

Keberhasilan revolusi komunikasi ditandai dengan berbagai perubahan yang terjadi pada masyarakat. Hal ini dapat dimengerti karena alat komunikasi dapat menyebarkan berbagai informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, nilai-nilai, ideologi, kepercayaan, dan lain sebagainya. Dengan informasi itu dapat menambah cakrawala dan pengetahuan masyarakat sesuai dengan pesan yang diterima.
Proses komunikasi terjadi dengan dua tahapan atau dua cara, yakni secara primer dan sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang terhadap orang lain dengan menggunakan lambang, sebagai media. Lambang dari media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya. Sedangkan komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaina pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Di antara sekian banyak alat untuk berkomunikasi yang dijadikan media sebagai proses penyampain pesan, ada media yang efektif dan efesien untuk menyampaikan pesan yaitu majalah. Dalam operasionalnya majalah tidak dibatasi ruang dan waktu sehingga dapat dinikmati oleh siapa pun. Tulisan dalam majalah dapat disimpan dan diperbanyak sehingga dapat dibaca lagi kapan pun diperlukan. Sesuai dengan namanya, foto jurnalistik adalah foto yang  melaporkan  sesuatu. Jurnal adalah laporan, dan jusrnalistik adalah sesuatu yang bersifat laporan.
Meneurut editor foto majalah life dari 1937-1950, Wilson Hicks, kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan latar belakang pendidikan dan sosial, Perkembangan teknologi memungkinkan manusia untuk mengabadikan suatu moment dalam bentuk gambar (visual), suara (audio), bahkan gambar dan suara secara hidup (audio visual). Tulisan tidak lagi satu-satunya media yang digunakan untuk manusia dalam berkomunikasi. Majalah Akbar merupakan majalah lokal yang berada di Kabupaten Tuban, memiliki oplah yang lumayan untuk ukuran majalah daerah. Seperti halnya majalah atau surat kabar pada umumnya, foto tidak dapat dipisahkan dalam berita-beritanya.
Keberadaan foto dalam berita-berita pada majalah Akbar menjadi suatu yang menarik bagi pembaca, karena foto merekontruksi sebuh berita lebih kuat daripada sebuah tulisan dan foto bisa menjadi suatu informasi yang lebih hidup. Latar belakang tersebut menarik peneliti terutama dalam beberapa hal, foto jurnalistik merupakan komposisi utama media cetak saat ini, foto jurnalistik dapat menjelaskan sebuah berita dengan dimensi yang lebih hidup, dibanding dengan tulisan dan berita yang disertai .dengan foto jurnalistik akan lebih bisa dipahami oleh para pembacanya. Hal ini sangat menarik peneliti untuk mengadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai peran foto jurnalistik pada majalah Akbar.
4.      Foto jurnalistik yang mengandung human interest
Definisi dan Karakter Menurut Guru besar Universitas Missouri, AS, Cliff Edom adalah word dan pictures. Sementara menurut editor foto majalah life dari 1937-1950, Wilson Hicks, kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya.
Sedangkan karakter yang menjadi pembeda dalam foto jurnalistik ada delapan karakter utama yang menurut Frank P. Hoy sebagai berikut :Fotojurnalistik adalah komunikasi melalui foto (communication photography). Komunikasi yang dilakukan akan mengekpresikan pandangan wartawan foto terhadap suatu subjek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.
Medium foto jurnalistik adalah media cetak Koran atau majalah, dan media kabel atau juga internet seperti kantor berita. Kegiatan foto jurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita.
Foto jurnalistik adalah panduan dari foto dan teks foto. Foto jurnalistik mengacu pada manusia. Manusia adalah subyek, sekaligus pembaca foto jurnalistik Foto jurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak (mass audiences). Ini berarti pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam. Foto jurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto.
Tujuan foto jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada sesame, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (freedom of speech and freedom of press).  Foto berita dan features Sama-sama merupakan bentuk foto jurnalistik, tetapi yang bias dibedakan adalah dari segi bobot dan watu penyiarannya. Yaitu foto berita umumnya segera disiarkan, sementara foto features bias ditunda kapan saja.
Dari segi temanya foto berita umumnya adalah politik, criminal, olahraga dan ekonomi yang selalu ingin diketahui perkembangannya dari waktu ke waktu oleh pembaca. Sedangkan foto features temanya lebih kepada masalah ringan yang menghibur dan tidak membutuhkan pemikiran yang mendalam bagi pembacanya serta mudah dicerna.. Foto tunggal dan foto seri Foto tunggal (single picture) yaitu fotojurnalistik yang berdiri sendiri dalam penyampaiannya. Sedangkan foto seri merupakan foto-foto yang terdiri atas lebih dari satu foto tetapi tetap dalam satu tema.
Teks fotoTeks foto yaitu kata-kata yang menjelaskan foto. Dan keberadaannya adalah sebagai pelengkap suatu foto. Tanpa teks maka foto jurnalistik hanyalah sebuah gambar yang bias dilihat tetapi tidak dapat diketahui dengan jelas informasi di baliknya.
Syarat-syarat teks foto menurut Lembaga Kantor  Berita, adalah sebagai berikut :
a.       Teks foto harus dibuat minimal dua kalimat. Kalimat pertama menjelaskan gambar. Kalimat kedua dan seterusnya menjelaskan data yang dimiliki.
b.      Teks foto harus mengandung minimal unsure 5 W + H, yaitu who, what, where, when, why + how
c.       Dibuat dengan kalimat aktif sederhana Diawali dengan keterangan tempat foto disiarkan, lalu tangal penyiaran dan judul, serta diakhiri dengan tahun foto disiarkan serta nama pembuat dan editor foto.

5.    Jenis-jenis foto jurnalistik menurut World Press Photo Foundation dikategorikan sebagai berikut :
1.      Spot PhotoFoto spot adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terduga dan terjadwal langsung di lokasi kejadian. Misalnya foto kebakaran, kecelakaan, perkelahian, perang.  Hasil foto ini harus segera disiarkan. Dan menuntut keberanian dan keberuntungan fotografer.
2.      General News Photo Adalah foto-foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin, dan biasa . Temanya bias bermacam-macam, yaitu politik, ekonomi, dan humor.
3.       People in the News Photo Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita. Yang ditampilkan adalah orang atau pribadi yang menjadi berita itu.
4.       Daily Life Photo Adalah foto tentang kehidupan sehari-hari manusia dipandang dari segi kemanuasiawiannya (human interest). Misalnya, foto tentang pedagang gitar.
5.      Portrait Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up dan ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki atau kehasan lainnya.
6.      Sport Photo Adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga.
7.      Science and Technology Photo Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8.      Art and culture Photo Adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya.
9.      Social and Environment Adalah foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya.
SyaratSyarat yang paling utama dalam fotojurnalistik adalah foto harus mencerminkan etika atau norma hukum, baik dari segi pembuatannya maupun penyiarannya. Di Indonesia, etika yang mengaturnya ada pada kode etik jurnalistik khususnya pada pasal 2 dan 3. Pasal 2 berisi pertanggung jawaban yang antara lain : wartawan Indonesia tidak menyiarkan hal-hal yang sifatnya destruktif dan dapat merugikan bangsa dan Negara, hal-hal yang dapat menimbulkan kekacauan, hal-hal yang dapat menyinggung perasaan susila, agama, kepercayaan atau keyakinan seseorang atau sesuatu golongan yang dilindungi undang-undang. Sementara pasal 3 berisi cara pemberitaan dan menyatakan pendapat, antara lain disebutkan bahwa wartawan Indonesia menempuh jalan dan cara yang jujur untuk memperoleh bahan-bahan berita. Wartawam Indonesia meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum menyiarkannya dengan juga memperhatikan kredibilitas sumber berita. Didalam menyusun berita , wartwan Indonesia membedakan antara kejadian (fakta) dan pendapat (opini).
Ciri-ciri Foto Jurnalistik :
·         Memimiliki nilai berita
·         Melenkapi suatu berita
·         Di muat dalam suatu media
Nilai suatu foto ditentukan oleh beberapa unsur :
·         Aktualitas.
·         Berhubungan dengan berita.
·         Kejadian luar biasa.
·         Promosi.
·         Kepentingan.
·         Human Interest.
·         Universal.
Foto jurnalistik terbagi menjadi beberapa bagian:
1.      Spot news : Foto-foto insidential/ tanpa perencanaan. (ex: foto bencana, kerusuhan, dll).
2.      General news : Foto yang terencana (ex : foto SU MPR, foto olahraga).
3.      Foto Feature : Foto untuk mendukung suatu artikel.
4.      Esai Foto : Kumpulan beberapa foto yang dapat bercerita.
Foto yang sukses Batasan sukses atau tidaknya sebuah foto jurnalistik tergantung pada persiapan yang matang dan kerja keras bukan pada keberuntungan.Tetapi seorang jurnalis profesional adalah seorang jurnalis yang melakukan riset terhadap subjek,mampu menetukan peristiwa potensial dan foto seperti apa yang akan mendukungnya (antisipasi). Itu semua sangat penting mengingat suatu moment yang baik hanya berlangsung sekian detik dan mustahil untuk diulang kembali.
Etika, empati, nurani merupakan hal yang amat penting dan sebuah nilai lebih yang ada dalam diri jurnalis foto. Seorang jurnalis foto harus bisa menggambarkan kejadian sesungguhnya lewat karya fotonya, intinya foto yang dihasilkan harus bisa bercerita sehingga tanpa harus menjelaskan orang sudah mengerti isi dari foto.
5.      METODE FOTO JURNALISTIK|
Masih terkait pembahasan visual bagi seorang foto jurnalis, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuat karya-karya fotonya. Walter Cronkite Schol of Jurnalism Telecommunication Arizona State University memperkenalkan metode untuk mendapatkan variasi visual angle dan pilihan dalam melakukan pengambilan sebuah obyek gambar dalam peliputan. Yang disebut dengan metode EDFAT. Metode ini adalah suatu metode pemotretan untuk melatih kepekaan dalam melihat sesuatu secara detail yang runtut dan tajam. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metode itu adalah suatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai berita. Berikut ke lima tahapan metode dalam pemotretan itu:
a.       Metode E (Entire) adalah tahapan yang dikenal juga sebagai Establised Shot, suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa atau bentuk penugasan lain, untuk mengintai bagian-bagian lain untuk dipilih sebagai obyek pemotretan.
b.      Metode D (Detail) suatu pilihan atas bagian tertentu dan keseluruhan pandangan terdahulu (entire). Dalam tahap ini dilakukan suatu pilihan pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat sebagai point of interest-nya. Pada tahap ini penglihatan dalam proses yang sedemikian cepat, diramu dengan pengetahuan jurnalistik yang memadai untuk menghasilkan imaji yang diinginkan.
c.       Metode F (Frame) tahap dimana kita membingkai suatu detail yang telah dipilih. Fase ini mengantar seorang calon foto jurnalis mengenal arti sebuah komposisi, pola, tekstur, dan bentuk obyek pemotretan secara akurat. Dalam pase ini rasa artistik seorang foto jurnalis semakin penting.
d.      Metode A (Angle) tahap dimana sudut pandang menjadi dominan pada fase sebagai pilihan untuk posisi dalam pengambilan gambar. Apakah itu dengan memilih sudut pengambilan dari ketinggian, kerendahan, level mata, kidal, kanan dan cara lain dalam melihat sudut pandang. Pada fase ini seorang foto jurnalis menjadi penting untuk mengkonsepsikan visual apa yang diinginkannya.
e.       Metode T (Time), tahapan penentuan penyiaran dengan kombinasi yang tepat antara diafragma dan kecepatan (shutter speed) atas ke empat tingkatan metode yang telah disebutkan di atas. Pengetahuan teknis atas keinginan pembekuan gerak atau memilih ketajaman ruang adalah satu prasyarat dasar yang sangat diperlukan.
Memilih metode ini sangat praktis kiranya, dan dapat dijadikan pedomanan dan kebiasaan, manakala seorang foto jurnalis pemula sedang mendalami fotojurnalistik. Paling tidak metode  EDFAT ini membantu proses percepatan pengambilan keputusan terhadap suatu event atau kondisi visual bernilai berita, yang cepat dan lugas.
Fotojurnalistik memang suatu profesi yang tidak sekadar menyajikan yang tersirat dalam foto yang dipublikasikan melalui beragam media canggih saat ini. Seorang fotojurnalis juga harus memiliki nurani dan tanggungjawab sosial atas karya-karyanya disamping keahlian dan kecekatan yang dimiliki.
Untuk menghasilkan foto-foto yang berkualitas tentu saja dibutuhkan kesabaran dan kerja keras. Dan yang tak kalah penting seorang fotokurnalis sebagiknya juga harus memahami terhadap obyeknya. Untuk itu, dengan berbekal pengetahuan yang luas, seorang fotojurnalis akan dengan mudah bergaul, memahami kebiasaan-kebiasaan sosial masyarakat atas suatu peristiwa yang bernilai berita.
Kecepatan dalam menangkap moment juga menjadi faktor penting bagi seorang fotojurnalis. Karena pada dasarnya hakekat dalam memotret itu adalah: Ada fakta/peristiwa (obyek yang difoto), Poin of interest (hal penting yang menjadi interes saat memotret), Penguasaan teknik fotografi (penguasaan terhadap alat), Hasil yang dicapai (karya yang baik).
















KESIMPULAN
Jadi kontribusi fotografi dalam jurnalistik itu adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat dan bisa berkesinambungan dengan bidang  jurnalistik di antaranya :
a.       Spot News : Sebuah karya foto yang dalam merekam kejadian atau peristiwa sesaat, dengan waktu yang sangat singkat dan tidak terulang. Dalam bidang kerja seorang wartawan foto, kejadian yang tergolong dalam kategori ini misalnya, kebakaran, kerusuhan, domonstrasi, saat kecelakaan, dan lain-lain.
b.      Portraits (Potret)  : Dalam kategori ini, obyek fotonya lebih menonjolkon seseorang sebagai pribadi. Seseorang itu bisa tokoh, artis maupun selebritis dan orang biasa.Menurut Zainuddin, sebuah foto dikatakan berhasil apabila mampu memunculkan karakter sang objek melalui foto itu. Dalam pemotretannya dilakukan dengan berbagai cara, super close-up (detail), close-up, medium, atau long shot.Ada banyak kelompok foto berita, tetapi yang disebut di atas adalah foto-foto yang paling sering muncul dalam pemberitaan. Dari masing-masing kelompok itu kebanyakan dibuat tunggal tetapi bisa juga dibuat beberapa foto sebagai rangkaian suatu cerita.Hal yang sama, yang pernah dipaparkan oleh wartawan foto senior Kompas Arbain Rambey membedakan kategori foto jurnalisk yang biasanya menjadi kebutuhan visual di dalam media cetak, diantaranya
c.        Jenis foto hard news adalah jenis foto peristiwa atau kejadian yang terjadi saat itu juga.
Contohnya: Foto ledakan bom, kecelakaan KA, kecelakaan pesawat dll. Keutamaan dari foto ini adalah harus disiarkan segera. Sebagus apa pun fotonya, apabila disiarkan lusa menjadi basi, jadi terkesan bukan informasi baru. Jenis foto features – yakni foto kategori ini disebut juga sebagai foto softnews, karena tak terlalu terikat waktu dalam pemuatannya. Ini beda dengan foto hardnews yang harus disampaikan secepat mungkin.

Perkembangan Teknologi Komunikasi (PerTeKom)



“Perkembangan Teknologi Komunikasi (PerTeKom) mempunyai implikasi kepada Karakterisitik dari bentuk komunikasi Interpersonal, Massa dan Interaktif”

Pengertian dari teknologi Komunikasi adalah peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu lain (Rogers, dalam Abrar. 2003).
Teknologi merupakan sebuah perangkat untuk membantu aktivitas kita dan dapat mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi dalam mencapai suatu tujuan. Teknologi komunikasi dan informasi sebagai suatu produk dan proses telah berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan manusia dalam berbagai bentuk aplikasi.
Dalam arti yang lebih, teknologi komunikasi ini merupakan sebuah alat yang dilahirkan oleh sebuah struktur ekonomi, sosial dan politik. Tentunya dengan membawa nilai-nilai ekonomi, sosial, dan politik tersebut. Dari teknologi komunikasi juga dapat meningkatkan kemampuan indera manusia, khususnya dalam penglihatan dan pendengaran.
Saluran dalam berkomunikasi kita memiliki berbagai macam varian penyampaiannya, ada yang bersifat personal, interaksi, dan komunikasi massa. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media.
Contoh kelompok di dunia maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting, face book, email, Twitter etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi media komunikasi.
Kemudian saluran penyampaian komunikasi berikutnya adalah komunikasi interaksi, yang merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan melalui media dengan cara berinteraksi langsung.
Komunikasi interaktif didukung dengan adanya media interaktif seperti televisi dan radio.
Media interaktif adalah media yang diapakai untuk saling tukar informasi, baik untuk keperluan hiburan, pendidikan, bisnis yang menggunakan komputer, terminal vidiotek, telepon atau layar televisi (weiner,1996) Feed back yang didapat juga langsung dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat komunikasi berteknologi modern telah mampu memberikan utilitas yang beragam dan dioperasikan sesuai dengan kebutuhan spesifik dari penggunanya.
Selanjutnya adalah saluran komunikasi massa. Komunikasi Massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat di terima secara serentak dan sesaat (Jalaluddin Rakhmat). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa komunikasi massa merupakan proses menyampaikan dan membuat sebuah pesan yang disampaikan kepada luas melalui suatu organisasi.
Pesan tersebut dapat disampaikan secara serempak dan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. Pada awalnya komunikasi massa hanya dilakukan melalui surat kabar dan majalah saja. Tetapi sejak kemunculan komputer yang di kemudian hari terus mengembang dan akhirnya lahirlah fasilitas internet. Internet adalah sejenis media massa yang agak baru.
Pada masyarakat, perkembangan teknologi komunikasi menghasilkan beberapa isu yang diantaranya adalah Globalization (globalisasi), Digital Divide (kesenjangan digital), dan Information Gap (poor information society versus rich information society ). Dari perkembangan teknologi komunikasi ini sudah pasti akan mempunyai implikasi terhadap karakteristik bentuk komunikasi interpersonal, komunikasi massa, dan komunikasi interaktif.
Arti Channel
Dalam dunia komunikasi, channel merujuk kepada media yang digunakan untuk membawa informasi dari si pengirim.[1] Menurut saya Channel juga diartikan sebagai sebuah saluran / hubungan / jaringan / sinyal antara satu dengan yang lain yang saling keterkaitan. Channel juga suatu pemilihan program dari beberapa program satelit, untuk di salurkan kepada program yang lain. Channel juga bisa memiliki saluran pilihan yang bermacam-macam dan berbeda-beda yang memungkinkan channel bisa berkaitan dengan program yang satu dengan program dari satelit/saluran yang lain. Salah satunya sebuah stasiun televisi dan program-programnya sudah memiliki channel yang berbeda-beda, mereka biasanya sudah memiliki sebuah saluran TV satelit yang telah terpancar ke seluruh dunia dan mereka pun biasanya menawarkan lebih dari seratus saluran / channel yang berbeda-beda.

Dalam jaringan telekomunikasi dan komputer, saluran komunikasi, atau saluran/channel, mengacu baik ke media transmisi fisik seperti kawat, atau koneksi logis melalui media multiplexing seperti saluran radio. Saluran digunakan untuk menyampaikan sinyal informasi, misalnya aliran bit digital, dari satu atau beberapa pengirim (atau pemancar) ke satu atau beberapa penerima. Sebuah saluran memiliki kapasitas tertentu untuk transmisi informasi, sering diukur dengan bandwidth dalam Hz atau kecepatan data dalam bit per detik. 

Mengkomunikasikan data dari satu lokasi ke lokasi lain memerlukan beberapa bentuk jalur atau menengah. Jalur ini, yang disebut saluran komunikasi, menggunakan dua jenis media: kabel (twisted-pair kawat, kabel, dan kabel serat optik) dan siaran (microwave, satelit, radio, dan inframerah). Kabel atau wireline media yang menggunakan kabel fisik kabel untuk mengirimkan data dan informasi. Kabel twisted-pair kawat dan koaksial terbuat dari tembaga, dan kabel serat optik terbuat dari kaca.

Dalam teori informasi, saluran mengacu pada model saluran teoritis dengan karakteristik kesalahan tertentu. Dalam pandangan ini lebih umum, perangkat penyimpanan juga merupakan jenis saluran, yang dapat dikirim ke (tertulis) dan diterima dari (baca).


Teknologi Infrastruktur Komunikasi Nirkabel: Kemudahan dalam berkomunikasi melalui beberapa teknologi yang ada di jaringan tertentu
Dalam perkembangannya infrastruktur teknologi komunikasi selalu mengarah ke jalan yang semakin memudahkan manusia dalam  melakukan aktivitas berkomunikasi, infrastruktur ini mendukung  proses komunikasi yang lebih cepat dan praktis. Penggunalaan infrastruktur komunikasi nirkabel pada khususnya telah menjadi bukti nyata perkembangan teknologi infrastruktur komunikasi yang semakin pesat dan selalu menjawab kebutuhan zaman.
            Dalam penggunaan sistem wireless, penggunaan sistem microwave memberikan kapasitas dan keefektifitasan sehingga dapat mengakomodasi jangkauan informasi dengan kapasitas channel yang lebih luas. Aplikasi microwave ini juga memiliki kelebihan yakni lebih mudah diimplementasikan dari pada kabel fiber optic maupun kabel kopper. Namun sistem microwave ini memiliki kekurangan yang dapat terganggu kualitas konektivitasannya ketika terjadi hujan yang sangat deras maupun badai.
            Sistem wireless yang lain juga memanfaatkan penggunaan laser inframerah untuk menyampaikan suara, video, maupun informasi komputer lainnya melalui udara, cara seperti ini memberikan proses penyampaian informasi maupun pengiriman pesan yang lebih luas dan channel komunikasi yang lebih aman. Keberadaan teknologi wireless ini memberikan manusia kemudahan kepada manusia untuk selalu terkoneksi satu sama lain tanpa harus tergantung dengan penggunaan kabel dalam melakukan proses komunikasi. Dalam perkembangannya teknologi wireless ini ditambah lagi kapasitasnya menjadi WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access ) yang dapat memberikan jangkauan koneksi bukan hanya satu tempat kerja namun seluruh sudut kota.
            Didorong oleh pesatnya zaman berkembang hingga terjadinya perubahan struktur sosial dan pola pikir sosial yang menginginkan konektivitas dimanapun dan kapanpun, terciptalah teknologi komunikasi mobile yang menjawab kebutuhan mobile society dizaman millennium seperti sekarang ini,dimana kitamemiliki berbagai macam gadget yang berbobot ringan namun memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk melakukan proses berkomunikasi dari mobil kita maupun ketika kita belanja di Mall, hingga nanti pada akhirnya proses komunikasi tidak lagi berpusat dikantor atau diwarnet, namun dimasing-masing manusia yang melakukan proses komunikasi itu sendiri. Di era millennium seperti saat ini juga, teknologi Bluetooth wajib tersematkan disetiap gadget komunikasi manusia zaman modern, untuk memudahkan transfer informasi dari satu device ke device lainnya dalam jarak yang relative dekat.
            Satelit merupakan infrastruktur teknologi komunikasi yang saat ini menjadi pondasi hamper seluruh macam akticvitas komunikasi yang dilakukan oleh manusia, dengan jangkauannya yang sangat luas dan minim gangguan, teknologi komunikasi berbasis satelit memberikan kualitas proses komunikasi yang sangat baik dan dapat diandalkan. Sebagai contoh, adanya layanan televise satelit yang dapat memberikan para penontonnya ribuan channel dari seluruh dunia untuk dinikmati kapan pun, internet yang kita gunakan sehari-hari pun merupakan contoh penggunaan teknologi satelit yang paling terlihat. Contoh lain penggunaan teknologi satelit popular adalah Geo-Positioning Satelite (GPS), yang memanfaatkan kekuatan satelit untuk memberikan informasi tentang lokasi dimana kita berada maupun memberikan petunjuk mengenai jalan yang harus kita ambil ketika ingin pergi ke suatu tempat. Saat ini teknologi satellite GPS telah ditanamkan dalam ponsel-ponsel smartphone, seperti Iphone maupun Blackberry. Dinegara-negara maju, penggunaan GPS ini diterapkan pula disetiap mobil-mobil pribadi, agar memudahkan pengendara dalam mendapatkan penunjuk arah yang reliable, sedangkan dinegara-negara berkembang penggunaan GPS ini biasanya dioptimalkan untuk mencari jalan alternative untuk menghindari kemacetan yang terjadi.
            Perkembangan infrastruktur komunikasi nirkabel ini dapat dilihat dari dua pendekatan yang ada, baik itu social-cultural determinism maupun technological determinism. Jika dijelaskan dari social-cultural determinism, adanya teknologi satelit, wireless, maupun konektivitas mobile seperti 3G maupun 4G, merupakan bentuk pengunaan teknologi yang memang fungsinya dibutuhkan oleh manusia, dimana kita saat ini lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah, namun tetap membutuhkan sarana komunikasi yang bisa digunakan tanpa tergantung dengan koneksi yang harus selalu menggunakan kabel sebagai sarana utama. Selain itu, perkembangan ini juga dapat dilihat dari technological determinism, adanya teknologi satelit, wifi, maupun interkoneksi mobile, menciptakan ketergantugan akan teknologi itu sendiri dalam proses penggunannya, dimana kita merasa kurang, kalau makan dikafe yang tidak memiliki koneksi wi-fi misalnya, ataupun merasa sangat terasingkan jika tidak memiliki koneksi internet. Jika dianalisis dari konsep Sender-Message-Channel-Receiver-Effect, infrastruktur komunikasi nirkabel, berperan sebagai channel dalam menyampaikan pesan dari sender ke receiver untuk menimbulkan efek tertentu, sebagai contoh penggunaan GPS dimana satelit menjadi channel dalam menerima perintah yang kita sampaikan dari gadget kita kemudian mengembalikannya lagi ke gadget kita yang kali ini berperan sebagai receiver, kemudian menghasilkan effect yakni menunjukan lokasi dimana kita berada.
            Indonesia sebagai sebuah Negara yang tengah berkembang dengan cukup pesat, penggunaan teknologi komunikasi infrastruktur nirkabel sudah sangat umum diterapkan dalam kehidupan masyarakat kita, terutama dikalangan anak muda, fenomena ini didorong pula oleh boomingnya smartphone maupun tablet-pc, yang semakin meningkatkan pergantian masyarakat Indonesia ke mobile society.
            Kesimpulannya adalah perkembangan infrastruktur komunikasi nirkabel akan berpengaruh secara signifikan terhadap proses manusia berkomunikasi dimasa depan dan arah industri komunikasi itu sendiri. Proses manusia berkomunikasi akan semakin dibantu dengan perkembangan teknologi sehingga terciptalah proses komunikasi yang efektif, luas, dan dapat diandalkan, sehingga perusahaan-perusahaan pun akan terus melanjutkan pengembangan-pengembangan untuk selalu menjawab kebutuhan komunikasi yang diinginkan oleh manusia pada umumnya. Dan mempunyai banyak channel agar manusia bisa memilih sesuai kebutuhan yang mereka butuhkan.
Asal usul munculnya dari channel radio ke channel televisi yang sudah mulai beranjak berkembang pesat
Setelah munculnya radio sebagai media penyalur informasi secara audio, para ilmuwan tertarik untuk menemukan media penyalur informasi yang bisa memberikan lebih dibandingkan radio. Para ilmuwan berniat untuk mencari media yang tidak hanya mengeluarkan audio saja, tetapi mengeluarkan visual juga. Maka dari itulah, televisi ditemukan. Dimulai dari tahun 1880-an, di mana sistem televisi yang ditayangkan menggunakan cakram Nipkow, cakram yang berputar dan memiliki serangkaian lubang secara spiral ke pusat cakraman. Namun, cakram Nipkow melalui kabel telegraf atau teleponnya hanya dapat menayangkan gambar “halftone” karena tidak semua lubang memiliki posisi dan ukuran yang sama. Cakram Nipkow ini ditemukan oleh seorang mahasiswa Jerman bernama Paul Nipkow. Selanjutnya pada 1920-an, seorang penemu bernama John Baird berhasil menemukan cakram yang cukup untuk menampilkan wajah manusia dengan resolusi gambar 30 baris dari lensa berspiral ganda. Enam tahun kemudian, insinyur Kalman Tihanyi merancang sistem televisi dengan tampilan yang sepenuhnya elektronik. Setahun kemudian, Leon Theremin, penemu yang berasal dari Rusia mengembangkan mirror-drum sebagai sistem televisi yang menghasilkan resolusi gambar 100 baris. Pada tahun yang sama (1927), gambar bergerak berhasil dikirimkan oleh Herbert Ives dan Bell Labs melalui medium kabel dari Washington DC ke New York. Penemu lain, Philo Farnsworth juga berhasil membuat pemindai elektronik sebagai sistem televisi pertama di dunia. Lalu, teknologi televisi mulai disebarkan di masyarakat umum pada 1936 di mana pertama kalinya stasiun televisi di Berlin dan Leipzig menyiarkan Olimpiade Berlin. Awalnya sekitar tahun 1928, kotak televisi elektromekanik mulai dijual hanya dalam bentuk komponen-komponen seperti tabung neon di belakang cakram Nipkow dan hanya ada di Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia. Lalu, Kalman Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma pada 1936. Kemudian sesuai dengan perkembangan zamannya. kini masyarakat sudah menggunakan televisi digital yang tentunya lebih canggih jika dibandingkan dengan televisi yang dikirim hanya menggunakan sinyal analog.
Kembali ke masa lalu, televisi nampaknya hanya dimiliki oleh kalangan-kalangan menengah ke atas karena keterbatasan biaya. Selain itu, televisi zaman dulu juga tidak berwarna, melainkan hanya mengeluarkan warna-warna dasar saja seperti hitam putih. Tak hanya itu, bentuk fisik televisi zaman dulu juga amat cembung dan berat. Teknologi televisi pada masa lalu juga menggunakan sinyal analog untuk mengirim gambar dan suaranya. Seiring dengan perkembangan waktu, para penemu berusaha untuk selalu meminimalisasi biaya dan bentuk televisi agar semua masyarakat dapat menikmatinya.
Hingga akhirnya pada masa kini bisa kita amati, bentuk dan teknologi televisi sudah jauh lebih maju daripada zaman dulu. Sekarang, dengan banyaknya perusahaan dan model televisi, masyarakat menengah ke bawah pun sudah bisa memiliki televisi walaupun terkadang gambarnya masih buruk karena kualitas antena yang kurang baik. Tak hanya itu, perusahaan-perusaaahan elektronik terus berinovasi sehingga televisi sekarang memberikan gambaran yang amat jernih dan full colour karena kualitas resolusinya. Bentuk fisik televisi sekarang juga sudah datar atau biasa kita sebut dengan TV plasma dan beratnya yang cukup ringan, bahkan ada televisi yang dapat dibawa kemana-mana layaknya laptop. Selain itu, karena perkembangan zaman yang amat pesat ini teknologi televisi juga bisa dinikmati melalui TV streaming atau dari internet. Jadi, kita tidak usah repot-repot lagi untuk membeli televisi untuk menonton acara yang kita kehendaki. Hanya saja, hanya stasiun-stasiun TV besar yang memiliki TV streaming.
Dalam teknologi televisi, dulu televisi hanya bisa berkomunikasi satu arah yang mempunyai hanya beberapa channel. Namun sekarang, televisi tidak hanya bisa berkomunikasi satu arah saja, tetapi bisa juga berkomunikasi secara dua arah yaitu ketika tengah melakukan komunikasi interaktif dengan penonton. Selain itu, saluran televisi juga saat ini sudah amat banyak sehingga kita dengan leluasa dapat memilih sumber untuk dijadikan berita atau referensi. Televisi juga tidak hanya dijadikan sumber informasi, tetapi bisa juga sebagai sumber hiburan, dan sumber promosi. Jika dalam penyiarannya televisi tidak menyediakan komunikasi interaktif dengan penonton, maka feedback dari penonton bisa ditahan. Namun, jika televisi menyediakan komunikasi interaktif seperti dengan menelepon ke nomor tertentu (Contoh: Metro TV, Suara Anda), maka penonton bisa melakukan feedback-nya pada saat itu juga dan dalam siaran langsung. Karena televisi adalah konsumsi masyarakat luas, maka efek yang dihasilkan pun bisa bermacam-macam dan tak jarang acara-acara televisi malah menimbulkan efek negatif bagi masyarakat, seperti sinetron yang selalu menampilkan adegan kejahatan dan kurang menampilkan pesan moral.
Di Indonesia, teknologi televisi sudah dapat dinikmati banyak orang hingga ke pelosok, sebab kini sudah banyak hadir televisi-televisi rendah biaya, hanya bergantung dari pemancaran sinyal antena saja. Sudah banyak pula masyarakat yang menggunakan TV berkabel langganan atau TV satelit untuk mendapatkan siaran-siaran luar negeri juga. Namun, dalam hal pemberitaan, televisi kini kurang diminati karena sudah adanya internet. Dengan adanya internet, masyarakat langsung up to date saat itu juga, sementara siaran pemberitaan televisi harus menunggu jam tayangnya hadir. Saat ini, tayangan televisi di Indonesia juga dianggap kurang berbobot, karena sinetron-sinetronnya yang selalu menampilkan kejahatan. Tetapi selain itu juga banyak channel-channel lain yang dapat memenuhi kebutuhan yang kita lihat dan diperdengarkan.



Daftar Referensi / Daftar Pustaka

Semua Materi di Upload pada Tanggal 04 Pebruari 2013 dari Pukul 15:00-22:00 WIB
Powered By Blogger

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international voip calls