Minggu, 28 Juli 2013

Pelayanan Kesehatan Gratis di Kampoeng Bangkit Salman (Manteos)


Gaya hidup sehat harusnya diutamakan dibanding tindakan pengobatan.  Foto: healthylifetoolkit.com
Gaya hidup sehat harusnya diutamakan dibanding tindakan pengobatan.
Foto: healthylifetoolkit.com
Permasalahan yang kini sering terjadi ditengah masyarakat, terutama pada golongan ekonomi menengah ke bawah adalah kurangnya kepedulian akan kesehatan. Perilaku mereka jauh dari gaya hidup sehat, sehingga banyak penyakit yang menjangkiti mereka. Padahal pada prinsipnya tindakan pencegahan jauh lebih baik dari pada penyembuhan.
Oleh karena itu Badan Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (BP2M) bersama YPM Salman ITB selenggarakan Balai Pengobatan Gratis dan Pelayanan Kesehatan, Minggu (24/3) lalu. Kegiatan yang merupakan salahsatu program Gerakan Ayo Sehat (GAS) ini dilaksanakan di Kampoeng Bangkit Manteos. Acara ini berisi penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, dan pengadaan Balai Kesehatan.
“Biaya berobat tidaklah murah, kalaupun sekarang pemerintah telah menggulirkan program pengobatan gratis bagi warga yang kurang mampu, birokrasi pengurusannya menjadi suatu masalah tersendiri bagi mereka, jarak tempuh ke kota pun dapat menjadi masalah bagi mereka yang tinggal jauh dari perkotaan,” tutur Siti Maryam Aulia Ul-Haq, Penanggung Jawab kegiatan.
Di sana mereka diberikan berbagai penyuluhan kesehatan mulai dari konsultasi kesehatan dan pengobatan gratis. Kampoeng Bangkit Manteos merupakan salah satu dari tiga basis model kampoeng sehat yang BP2M dan GAS usahakan agar berkembang menjadi potensi.
Aulia mengungkapkan, tim juga menilai apakah ada calon Kader Sehat yang bisa ikut berperan aktif dan kontributif dengan Program Kampoeng Sehat.“Kami melihatnya dari seberapa antusias dan kontribusi warga dengan kegiatan Pelayanan Kesehatan Gratis ini,” ujar gadis yang biasa disapa Lia ini.
Kampung Bangkit ini terletak di Masjid Al-Hikmah, Kampoeng Manteos Jl. Sangkuriang RW 12, Kel.Dago, Kec. Coblong, Bandung. Acara ini bekerjasama dengan Korps Relawan Salman ITB (KORSA), relawan medis dari UNPAD dan Fakultas Kedokteran (FK) Unisba.

Posted by Bustomi on Monday, 4 March 2013 in NewsPendidikan ·

Grand Opening Karisma; Perkenalan Demi Kebersamaan

Peserta tampak antusias mengikuti rangkaian acara. Foto: Dok. Karisma
Peserta tampak antusias mengikuti rangkaian acara.
Foto: Dok. Karisma
Keluarga Remaja Islam Masjid (Karisma) Salman ITB selenggarakan “Grand Opening Karisma” untuk siswa SMP dan SMA pada hari Minggu (3/3) lalu, di Paving Block Salman. Selain menandakan dibuka dan dimulainya kegiatan Karisma pada semester ini, acara ini juga diadakan sebagai ajang perkenalan serta ajang menjalin ukhuwah islamiyah adik-adik Karisma.
“Acara ini ditujukan untuk memberikan kesan pertama ke adik agar menarik minat mereka ke depan dan juga agar lebih kenal serta dekat dengan para pembina yang ada di Karisma,” ujar Adrian Tahriz Lazuardi, Kepala Divisi Lingkar Sahabat Karisma.
Grand Opening Karisma dilaksanakan 2 kali dalam setahun. Peserta merupakan siswa-siswi kelas 1-3 SMP dan SMA se-Bandung Raya. Di sini mereka akan dibimbing bagaimana cara mengamalkan ahklak yang baik, dan belajar dalam kebersamaan dengan teman-teman mereka.
“Grand Opening ini selain untuk ajang perkenalan antara adik-adik yang lain, serta dengan para pembina. Mereka juga akan diberi pelajaran dari segi keislaman yang ada di Lingkar Sahabat dan dari segi Minat dan Bakat yang ada di Bidang Kreativitas,” tutur Ricky Dwi Septianto, Ketua Divisi Tim Manajemen Lingkar Sahabat Karisma.
Menurut Ricky, peserta akan merasa betah dengan lingkungan di Karisma karena suasana kebersamaan dengan pembina, serta dengan sesama peserta.Penyelenggaraan Grand Opening ini sendiri adalah hasil kerja sama Karisma dengan YPM Rumah Amal Salman ITB dan Shafira. [Ed: Dh]

Posted by Bustomi on Monday, 4 March 2013 in NewsPendidikan ·

Integrated Disaster Manager (IDM), Bantu Masyarakat Tanggulangi Bencana Alam


Puing-puing bangunan berserakan di depan bangunan Masjid pada tsunami Aceh tahun 2005 lalu. Foto: acehtourismagency.blogspot.com
Puing-puing bangunan berserakan di depan bangunan Masjid pada tsunami Aceh tahun 2005 lalu.
Foto: acehtourismagency.blogspot.com
Bencana alam begitu akrab di benak masyarakat Indonesia. Mulai dari gempa, banjir, sampai tsunami. Indonesia juga dikenal dengan penanganan kebencanaan yang buruk. Hal ini dilihat terutama dari tingkat kerusakan dan jumlah korban yang tinggi. Seharusnya ada semacam sistem manajemen yang solid dalam menghadapi keadaan-keadaan krusial seperti bencana alam.
Integrated Disaster Management (IDM) atau Penanggulangan Bencana Terpadu merupakan sebuah program besutan Bidang Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (BP2M) Salman. Program ini tak lain bertujuan untuk mengantisipasi dan menanggulangi korban bencana alam seperti gempa, banjir, gunung meletus, dan lain-lain. Di dalamnya ada program Mitigasi, Emergency Response, dan Recovery. Mitigasi sendiri merupakan sebuah usaha untuk mengurangi dampak bencana. Emergency Response adalah suatu tindakan antisipasi sebelum bencana terjadi.
“Setelah terjun di Emergency Respons, baru ketika masa emergency-nya (keadaan darurat) sudah beres kami masuk ke sistem Recovery. Recovery (pemulihan) yaitu program penghijauan atau penataan ulang baik,” jelas Darma Eka Saputra sebagai Pelaksana Program / Penanggung Jawab dari program IDM ketika diwawancarai di kantor BP2M (15/4) lalu.
Darma juga menjelaskan, IDM berusaha untuk mensinergikan potensi dan tenaga yang ada di Salman. Tim IDM hanya berperan sebagai katalis serta pengembang potensi dalam masyarakat. Intinya, IDM dan KORSA bekerja sama membentuk keadaan di mana masjid dan kader-kadernya menjadi sebuah pusat penanggulangan bencana yang terpadu.
Sejarah Berdirinya IDM
Saat terjadi bencana tsunami Aceh pada tahun 2005, barulah diinisiasikan sebuah program penanggulangan bantuan bencana alam. Tim relawan Salman baru terbentuk pada tahun 2007, kemudan diberi nama Korps Relawan Salman. IDM sendiri muncul ketika para pengurus sepakat untuk memfokuskan gerak dan arah program. Di lapangan, KORSA akan bekerjasama dengan IDM untuk saling membantu.
“Jadi KORSA itu di bawah naungan BP2M. Nah, KORSA kan dibawah penanggulangan bencana kan? nanti ketika keberjalanannya Korsa dan IDM itu saling berkoordinasi. Kita sumber SDM dari KORSA, jadi program pelaksana dipegang IDM, baru orangnya dari KORSA,” ujar Darma.
IDM dan KORSA sudah bergerak sejak bencana di Aceh pada tahun 2004 – 2005, lalu dilanjutkan ke gempa Bengkulu pada tahun 2007. Mereka sempat vakum selama satu tahun pada tahun 2008. Setelahnya mereka membantu menanggulangi bencana di Situ Gintung pada 2009, gempa di Jawa Barat dan gempa Padang sampai tahun 2010, lalu longsor di Ciwidey, Sinabung, Mentawai dan Merapi pada akhir 2010. Setelah Merapi tak lagi aktif, pada tahun 2011 mereka kembali untuk me-recovery Merapi. Lalu terakhir kebakaran di Cicalengka serta banjir yang terjadi pada tahun 2012.
Posted by Bustomi on Wednesday, 1 May 2013 in FeatureMasyarakatPojok Salman ·

Korps Relawan Salman (KORSA) Tingkatkan Pelayanan Lewat Pelatihan Assessment dan Service Excelent


Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan KORSA pada masyarakat. Foto: Bustomi
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan KORSA pada masyarakat.
Foto oleh : Bustomi
Korps Relawan Salman (KORSA) berkerjasama dengan Bidang Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (BP2M) Salman ITB selenggarakan Pelatihan Assessment dan Service Excelent, pada Sabtu (9/3) di Back Office Salman. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan dan membentuk kaderisasi pembinaan Tim KORSA.
“Di assesment ini mereka dibimbing salah satu kemampuan relawan dari tim advance yang pertama kali terjun ke masyarakat atau tim yang survei pertama kali untuk pengumpulan informasi dan pendataa. Kemudian survei kondisi lapangan, lalu survei ke masyarakat untuk birokrasi dan sebagainya,” Ujar Septian Firmansyah Manajer BP2M ketika diwawancarai di Front Office.
Septian juga berharap Tim KORSA bisa melakukan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat saat menjalankan program. Menurutnya, jangan sampai ketika masyarakat dilayani, mereka justru tidak merasa kan hal tersebut dan justru merasa sebagai korban.
Dalam pelatihan tersebut peserta diberikan berbagai materi, mulai darileadership, field management, emphatic communicaton basic MFR danSAR, basic teaching/training, basic reporting, sampai analystic strategy.Kegiatan ini akan berlanjut hingga dua minggu mendatang. [Ed: Dh]
Posted by Bustomi on Sunday, 10 March 2013 in Kabar UnitMasyarakatNews ·

Memperdalam Keistimewaan Al-Quran Lewat ASASI


al-Qur'an dan sains sebenarnya memiliki kaitan yang erat. Foto: muslim-academy.com
Al-Qur’an dan sains sebenarnya memiliki kaitan yang erat.
Foto: muslim-academy.com
Al-Qur’an, kitab suci umat Muslim sarat dengan keistimewaan. Berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan sains, sudah banyak ahli dari seluruh dunia yang mengakui keakuratan dan relevansi kontennya. Sayang, tak semua ilmu bermanfaat tersebut dapat diketahui serta diserap dengan mudah, bahkan oleh umat Muslim sendiri.
Kelas ASASI (Al-Qur’an, Sains dan Spiritual), merupakan sebuah kelas yang memberi materi tentang ilmu-ilmu dasar al-Qur’an; ilmu tafsir, misalnya. ASASI sendiri merupakan program Studi Islam dari Divisi Bidang Dakwah Salman ITB. ASASI membuka kelas perdananya pada hari Sabtu (24/7), bertempat di Gedung Serba Guna Masjid Salman.
“Latar belakang adanya Asasi itu kita ingin memberikan solusi dari kebutuhan-kebutuhan yang mungkin banyak dirasakan oleh sebagian mahasiswa, tentang hal-hal yang mungkin masih jarang dibahas atau jarang disajikan, bisa dikatakan minimlah. Nah kita menjembatani al-Quran tersebut dengan kelas Asasi sehingga ini menjadi suatu semacam upaya untuk mencerdaskan umat,” ujar Ust. Zulkarnaen (Ketua Pelaksana Asasi) ketika diwawancarai di kantor Bidang Dakwah, Selasa (30/4) lalu.
Kelas Asasi ini masuk ke dalam jenjang studi islam karena dimulai dari belajar alquran, menghafal al-Quran, kemudian pada akhirnya mendalami isi al-Quran lewat ilmu tafsir. Jadi adanya ASASI ini adalah tahapan berikutnya untuk lebih memperdalam keistimewaan al-Quran dan sains. Al-Qur’an, Sains, dan Spiritual memiliki keterikatan antara satu dengan yang lain. Al-Quran berkaitan juga dengan sains karena ayat-ayatnya banyak yang berisyarat ilmiah. Misalnya ayat tentang penciptaan langit, penciptaan gunung, fenomena alam dan sebagainya. Manfaat mempelajarinya, peserta bisa mendapat  semangat untuk beribadah dan menjadi hamba Allah yang bermanfaat.
“Spiritualnya itu artinya ibadah lebih khusu lagi, syukurnya lebih tinggi lagi kemudian semangatnya untuk berkarya lebih baik juga. karena semangat keberagaman sesuatu adalah semangat beragama dan menemukan jati dirinya kembali lahir dari ketakwaan. Kita akan tersadarkan akan kekuasaan Allah,” lanjut Ust. Zulkarnaen,  yang sehari-harinya mengajar agama di Salman.
ASASI diadakan 2 kali dalam setahun secara periodik. Saat ini ASASI sudah sampai ke angkatan ke-3. Siapa pun boleh ikut ke dalam kelas ini karena terbuka untuk umum. Hanya saja pesertanya terbatas –dibatasi maksimal 20 orang. ASASI diadakan selama 7 kali pertemuan; sekali tiap satu minggu. Fasilitas yang diberikan pada peserta berupa makalah materi dan sertifikat.***[Ed: Dh]

Posted by : Bustomi 

Thursday, 9 May 2013

Sekolah Pra Nikah, Kenapa Tidak?


Duh, menikah. Begitu penuh pesona misteri yang mendebarkan. Kelihatannya indah sekali kehidupan pasca-akad dalam novel-novel itu. Bahagianya raut wajah pasangan-pasangan halal dalam foto-foto yang mereka post di facebook. Bagaimana dengan romansa? Juga bayi-bayi imut-lucu yang tersenyum setiap kita usap pipinya? Siapa tahan!
Sayangnya warna-warni pelangi tadi tak selalu hadir dalam setiap kehidupan pernikahan. Riset membuktikan, kebanyakan orang yang ingin menikah tak selalu paham akan resiko dan kendala saat pra dan pascanikah. Inilah penyulut masalah-masalah klasik dalam kehidupan rumah tangga masyarakat masa kini. Mulai dari masalah-masalah kecil, sampai ke kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan perceraian. Kebanyakan belum mengerti; siapkah saya untuk menikah?
Kenapa saya harus menikah?
Inti pernikahan sendiri sebenarnya adalah untuk meraih ridha Allah. Tak hanya itu, di dalamnya juga butuh proses panjang pembelajaran dalam memahami dan melaksanakan hak-kewajiban seluruh anggota keluarga. Analogi “belajar naik sepeda” jelas tak bisa diterapkan. Baiknya, sebelum menikah masing-masing calon mempelai mempelajari ilmu-ilmu pernikahan terlebih dahulu.
Memahami kebutuhan ini, Divisi Bidang Dakwah memfasilitasi masyarakat dengan Program Sekolah Pra Nikah. Dalam program ini peserta mendapat informasi dan pengetahuan berharga soal seluk beluk pernikahan. Program ini awalnya didirikan setelah adanya keluh kesah teman-teman di Bidang Dakwah .
“Oh ternyata pernikahan itu begini-begini dan tidak seperti yang dibayangkan kayak princess dan pangeran yang kisahnya selalu happy ending. Banyak yang harus diselesaikan ketika problem-problemnya itu ada,” tutur Kelana Purnamasari Aisyah Rahma, Ketua Program Sekolah Pra Nikah, saat diwawancarai Selasa (23/4) lalu.
Sekolah Pra Nikah sendiri berdiri sejak tahun 2007, dan kini sudah mencapai angkatan ke-18. Pesertanya dari berbagai kalangan, dengan minimal usia 18 tahun. Kebanyakan berstatus mahasiswa tingkat akhir. Meski begitu, tak sedikit pula peserta yang sudah memiliki pekerjaan.
Pertama-tama peserta akan dikukuhkan niatnya, bahwa menikah itu untuk ibadah. Kemudian dilanjutkan dengan mengenal karakter diri dan (calon) pasangan. Tujuannya tak lain untuk belajar mengisi kekurangan dengan kelebihan masing-masing. Peserta juga diberi solusi untuk masalah-masalah seputar pernikahan, misalnya masalah komunikasi. Ada pula materi-materi seperti cara menyiapkan pernikahan (Wedding Organizer), dari budgeting sampai eksekusinya. Tak hanya itu, peserta juga akan mendapat CD rekaman materi, modul, konseling pranikah, serta sertifikat.
“Jadi biasanya dari Departemen Agama  (Depag) sendiri kan ada, tuh, bimbingan pranikah. Nah, kalau sudah mengikuti sekolah pranikah, dengan menunjukkan sertifikat dari Sekolah Pranikah dia tidak usah lagi mengikuti bimbingan dari Depag atau KUA karena kita Insya Allah sedang proses melegalkan sertifikatnya,” jelas wanita yang akrab dipanggil Rahma ini.
Menurut Rahma, dengan mengikuti Sekolah Pra Nikah peserta akan memiliki bayangan soal kehidupan pernikahan. Jangan sampai mereka tidak memiliki pengetahuan sama sekali. Pernikahan merupakan hal yang sakral. Sudah seharusnya semua pihak menyadari hak dan kewajiban masing-masing. Dengan begitu, pernikahan dapat menjadi sarana mewujudkan ketentraman dan ketenangan hati.

“Maha Suci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yasin ayat 36)[Ed: Dh]

posted by : Bustomi Friday, 3 May 2013

Kajian Tafsir Ilmiah Salman ITB Kenalkan Metode Tafsir Qur’an al-Maraghi


Kitab Tafsir al-Maraghi. Gambar: rendystore.com
Kitab Tafsir al-Maraghi.
Gambar: rendystore.com
Kajian Tafsir Ilmiah Bidang Dakwah Salman ITB adakan Kajian Tafsir al-Maraghi yang dimulai pada Selasa (26/2) lalu. Kajian Tafsir ini mengenalkan metode tafsir Qur’an kontemporer al-Maraghi, karya seorang ulama Mesir bernama Ahmad Mustafa al-Maraghi. Menurut Ustadz Yayat Supriatna, pemateri pada sesi perdana ini, Tafsir al-Maraghi menjelaskan tentang kosa kata dan gaya bahasa yang mudah dipahami orang-orang.
Sistematika penulisan tafsir ini terbagi ke beberapa metode. Pertama, dengan metode yaitu penyampain tafsir al-Qur’an dengan mengkombinasikan antara Tafsir Ma’qul (tafsir riwayat) dan Tafsir Manqul (Tafsir Birr’i). Metode kedua adalah Tafsir Muqarin, yaitu membandingkan ayat dengan ayat yang membicarakan hal yang sama. Ketiga, metode Tafsir Ihnab, menafsirkan ayat secara detil berdasarkan ilmu balaghah. Lalu metode terakhir, metode Tafsir Tahlili, menulis tafsir berdasarkan urutan mushaf al-Qur’an.
Berdasarkan website www.kiosislami.com, Tafsir al-Maraghi sendiri pertama kali diterbitkan di Kairo pada tahun 1951. Dalam website tersebut dikatakan bahwa Kitab Tasir al-Maraghi mudah dipahami dan enak dicerna, sesuai dengan kebutuhan masyarakat kelas menengah. Bahasannya juga relevan dengan masalah-masalah pada masa kini. Kajian Tafsir al-Maraghi diadakan setiap hari Selasa, di Ruang Utama Masjid Salman ITB.
Posted by Bustomi on Thursday, 28 February 2013 in TafsirWarta ·

Pijarkan Masyarakat Lewat Ganesha Madani


Siapa bilang Salman cuma bisa memberdayakan anggota dan aktivisnya?
Masjid Salman ITB lama dikenal sebagai sebuah masjid yang “ramah”, yang dengan senang hati ingin berdaya bagi siapa pun. Kita mengenal program-program seperti Kampoeng Bangkit, Gerakan Ayo Sehat, dan masih banyak lagi. Dalam program-program tersebut terbersit sebuah harapan bahwa Masjid Salman dapat maju bersama-sama masyarakat. Maka wajar jika warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitar harusnya juga “ikut terciprat” semangat ini.
Ganesha Madani merupakan sebuah program di bawah divisi Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat (BP2M) Salman ITB. Visi dan misi program ini bisa dibilang mirip dengan program Kampoeng Bangkit, yang berada dalam divisi yang sama. Kampoeng Bangkit bertujuan untuk “membangkitkan” masyarakat perkampungan, dengan sasaran utama segi ekonomi, sedangkan Ganesha Madani bertujuan untuk memandirikan masyarakat di sekitar Salman ITB.
“Ganesha Madani merupakan program yang mempunyai tujuan untuk membangun masyarakat yang bersinergi, antar individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif ke dalam masyarakat, sehingga mampu berkembang dengan dunia luar,” papar  Raizal Fahmi, sang Ketua Program ketika diwawancarai pada Selasa(9/4) lalu.
Ada 4 pilar utama yang menjadi perhatian pokok. Yaitu Pilar Kesehatan, Pilar Pendidikan, Pilar Lingkungan, dan terakhir Pilar Ekonomi. Program dari Pilar Kesehatan diberi nama Ganesha Sehat. Dalam program ini ada Pelayanan Kesehatan, Pendidikan Kesehatan, Parenting Class, dan Pendampingan Kebersihan PKL.
Menariknya, selain menarik kesadaran masyarakat dalam hal memerhatikan kesehatan diri, keluarga dan lingkungan, lewat Ganesha Sehat masyarakat juga dapat mengetahui proses pembuatan Kompos Organik. Kegiatan ini dibungkus dalam bentuk penyuluhan di program Pendampingan Kebersihan PKL. Secara garis besar peserta diajarkan bagaimana memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik ini nantinya didaur ulang, sedangkan sampah organik yang terkumpul diolah kembali menjadi Kompos Organik. Harapannya, kegiatan ini bisa bernilai ekonomi bagi masyarakat.
Alhamdulillah kami sudah membeli mesin pencacak sampah organik. Kemudian kita olah sampah organik lalu kita jual. Di sini kita juga membuat masyarakat untuk mecoba menabung dengan bak sampah. Nanti dikonversikan lagi menjadi uang tabungan,” tutur Fahmi yang juga mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti ini.
Pada Pilar Pendidikan, ada program Ganesha Mengkaji. Program ini bertujuan untuk memberi bantuan tenaga pengajar ke DKM-DKM di Lingkungan Ganesha, baik tenaga pendidik agama maupun umum. Ke depannya, tim Ganesha Mengkaji bercita-cita ingin mendirikan perpustakaan kecil di masjid-masjid di 4 RW sekitar Ganesha.
Pada Bidang Lingkungan, Ganesha Madani mempersembahkan program Salman Hejo. Di dalamnya ada Program Teknologi Lingkungan Tepat Guna. Dalam program ini tim bersama-sama masyarakat menjalankan kegiatan Riset Persampahan Salman, Riset Ekonomis Produk Pengelolaan Sampah, Instalasi Daur Ulang Air Wudhu, Cikapundung Bersih, dan Salman Goes to Green (Rumah Kompos dan Rumah Hijau). Selain itu, mereka juga aktif dalam Program Kampanye Lingkungan.
Eits, belum selesai, Pemirsa. Masih ada Pilar Ekonomi yang dinamai Ganesha Berkah. Tim Ganesha Berkah kini sedang menggodok perencanaan Program Pemodalan Bergilir PKL. Jadi, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu PKL selain mendapat pengetahuan soal pengolahan Sampah Organik menjadi Kompos, juga akan diberi modal secara bergilir pada waktu-waktu yang ditentukan.
Sayang sekali jika sebuah masjid berdiri semata-mata untuk shalat atau mengaji. Dan betapa mulianya bila sebuah masjid mampu menjadi rumah dalam arti sebenar-benarnya bagi umat; siapa pun, tak terkecuali. Jadi simpulannya, kawan-kawan, sudah usang tuh, teori  bahwa masjid jadi tempat hangout aktivisnya saja. Harusnya cahaya Islami terpancar hingga ke “luar” masjid, bukan hanya terang benderang di “dalam”. Yuk, kita bercahaya sama-sama! [Ed: Dh]
Posted by Bustomi on Thursday, 2 May 2013 in FeatureKabar UnitMasyarakatPemberdayaan MasyarakatPojok Salman · 0 Comments

Kajian Ifthar Salman, Menunggu Berbuka Sembari Mendapat Ilmu


banyaknya mahasiswa mengikuti kajian ifthar ini
Banyaknya mahasiswa mengikuti kajian ifthar ini
Kajian Ifthar Salman adalah kajian yang membahas tentang keislaman dan ilmu tentang keagamaan. Sebenarnya Kajian Ifhar bukanlah kultum biasa.  Dalam kajian ini yang diutamakan adalah sesi kumpul dan makan bersamanya.
Biasanya Kajian Ifthar ini mulai sebelum berbuka, setengah jam sebelum adzan magrib bertempat di Selasar Hijau Masjid Salman. Kajian Ifthar biasanya hanya ada di hari Senin dan Kamis, karena pada waktu itu kebanyakan para mahasiswa sedang menunaikan ibadah puasa Senin-Kamis.
Kajian Ifthar disamping untuk mensyiarkan syariat Islam,  juga sambil menyemarakkan saat berbuka puasa.
“Didalam Kajian Ifthar ini mereka tidak hanya diberikan kajian saja tetapi mahasiswa bisa berbuka bersama disana,” ujar Ade Mastur (Ketua Program Ta’mir Masjid) ketika diwawancarai di Kantor Bidang Dakwah (1/4) lalu.
Banyak orang yang menanyakan kenapa tidak disebut dengan kultum? Karena kalau kultum “bahasanya”  sudah sering kita dengar. Oleh karena itu disebutlah dengan Kajian Ifthar atau kajian yang nuansa islami yang setelahnya ada sesi makan bersama.
Biasanya setelah Kajian atau ceramah telah selesai, para panitia dari anak-anak Asrama Putra (Astra) akan menyediakan ta’jilnya. Ada air mineral, kurma dan pisang serta makan beratnya. Sekitar 100 porsi nasi bungkus yang akan dibagikan kepada para pendengar Kajian ini.
Di sini siapapun boleh bergabung karena tempatnya juga terbuka untuk umum dan bisa dilihat oleh siapapun. Jadi, semua orang boleh ikut tanpa terkecuali yang tidak puasa saat itu. Selain untuk syiar, para mahasiswa juga mendapatkan ilmu agama yang bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Pemateri Kajian Ifthar sendiri adalah ustadz-ustadz dari Bidang Dakwah dan para pengurus Masjid Salman. Dari luar pun ada terutama dari KDS (Kops Da’i Siaga). Di antaranya nama pengisi pada saat Kajian Ifthar berlangsung ada Ust. Aceng Saepudin, Ust. Zaenal Mustaqim, Ust. Deni Rahmat, Mas Samsoe Basarudin, Ust. Ery Lubis, Mas Hermawan, Mas Agung Harsoyo, Mas Samsurizal, Ust.Yazid Kalam dan masih banyak lagi.
“Selain itu kami juga tidak hanya mengadakan untuk puasa senin kamis saja, misalnya ada puasa yang sunnahkan di hari – hari tertentu kita akan mengadakan seperti ini juga, seperti pada puasa As-Syura 9-10 muharram,” jelas Ade.
Kajian Ifthar Salman sudah ada sejak sekitar tahun 2010 silam, di bawah naungan Bidang Dakwah bekerjasama dengan Asrama Putra (Astra) Sasarannya yaitu para mahasiswa khususnya dan juga para jamaah masjid salman.[ed:Tr]
Posted by Bustomi on Saturday, 13 April 2013 in FeaturePojok Salman ·

Menjadi Pengusaha Syar’i, Sukses di Dunia dan Akhirat


Peserta menyimak penjelasan dari pemateri seminar “Sukses Menjadi Pengusaha dengan Modal yang Syar’i”, Sabtu (17/3) lalu. (Foto: Bustomi)
Peserta menyimak penjelasan dari pemateri seminar “Sukses Menjadi Pengusaha dengan Modal yang Syar’i”, Sabtu (17/3) lalu.
(Foto: Bustomi)
Menjadi seorang pengusaha sukses dan tetap berpegang pada hukum Islam dapat dimulai dari modal yang syar’i. Modal yang syar’i adalah modal yang sesuai dengan syariat Islam, tanpa ada unsur riba di dalamnya. Hal tersebut disampaikan oleh Ustadz Dr. Erwandi Tarmidzi, M.A, salah satu pembicara dalam seminar “Sukses Menjadi Pengusaha dengan Modal yang Syar’i”, Sabtu (17/3) lalu.
“Kita harus mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam mencari harta atau mengembangkan harta dengan cara yang halal. Dimulai dari langkah yang halal, dari modal yang halal juga,” ujar Erwandi, yang menjabat sebagai Pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI).
Ia juga menyampaikan bahwa aset pribadi dapat dijadikan sebagai sumber modal. Aset tersebut dijual, dan hasilnya digunakan sebagai modal awal. Dalam setiap proses usaha ini pun dibutuhkan prosesi akad yang didasari kepercayaan satu sama lain.
Kebanyakan peserta ingin menambah ilmu soal dunia bisnis dari sudut pandang Islam.   Muhammad Afif Izzatullah, misalnya. Ia mengikuti seminar ini karena ingin mencari pengetahuan tentang kegiatan wirausaha bermodal syar’i. “Di sini saya menemukan cara untuk belajar menjadi pengusaha yang sesuai dengan ajaran rasul dan yang sesuai dengan ajaran Islam,” ujar Afif.
Acara hasil kerjasama antara Majelis Ta’lim (MaTa) dan Rumah Amal Salman ITB ini memang bertujuan untuk memberikan pengetahuan soal dunia perekonomian yang sesuai dengan syariat Islam. “Jadi tidak sembarangan orang untuk menjadi pengusaha,” tutur Habibi Alisyahbana, sebagai Ketua Pelaksana Kegiatan. [Ed: Dh]
Posted by Bustomi on Monday, 18 March 2013 in Kajian FiqihNewsPojok Salman ·

Pelayanan Kesehatan Gratis di Kampoeng Bangkit Salman (Manteos)


Gaya hidup sehat harusnya diutamakan dibanding tindakan pengobatan.  Foto: healthylifetoolkit.com
Gaya hidup sehat harusnya diutamakan dibanding tindakan pengobatan.
Foto: healthylifetoolkit.com
Permasalahan yang kini sering terjadi ditengah masyarakat, terutama pada golongan ekonomi menengah ke bawah adalah kurangnya kepedulian akan kesehatan. Perilaku mereka jauh dari gaya hidup sehat, sehingga banyak penyakit yang menjangkiti mereka. Padahal pada prinsipnya tindakan pencegahan jauh lebih baik dari pada penyembuhan.
Oleh karena itu Badan Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (BP2M) bersama YPM Salman ITB selenggarakan Balai Pengobatan Gratis dan Pelayanan Kesehatan, Minggu (24/3) lalu. Kegiatan yang merupakan salahsatu program Gerakan Ayo Sehat (GAS) ini dilaksanakan di Kampoeng Bangkit Manteos. Acara ini berisi penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, dan pengadaan Balai Kesehatan.
“Biaya berobat tidaklah murah, kalaupun sekarang pemerintah telah menggulirkan program pengobatan gratis bagi warga yang kurang mampu, birokrasi pengurusannya menjadi suatu masalah tersendiri bagi mereka, jarak tempuh ke kota pun dapat menjadi masalah bagi mereka yang tinggal jauh dari perkotaan,” tutur Siti Maryam Aulia Ul-Haq, Penanggung Jawab kegiatan.
Di sana mereka diberikan berbagai penyuluhan kesehatan mulai dari konsultasi kesehatan dan pengobatan gratis. Kampoeng Bangkit Manteos merupakan salah satu dari tiga basis model kampoeng sehat yang BP2M dan GAS usahakan agar berkembang menjadi potensi.
Aulia mengungkapkan, tim juga menilai apakah ada calon Kader Sehat yang bisa ikut berperan aktif dan kontributif dengan Program Kampoeng Sehat.“Kami melihatnya dari seberapa antusias dan kontribusi warga dengan kegiatan Pelayanan Kesehatan Gratis ini,” ujar gadis yang biasa disapa Lia ini.
Kampung Bangkit ini terletak di Masjid Al-Hikmah, Kampoeng Manteos Jl. Sangkuriang RW 12, Kel.Dago, Kec. Coblong, Bandung. Acara ini bekerjasama dengan Korps Relawan Salman ITB (KORSA), relawan medis dari UNPAD dan Fakultas Kedokteran (FK) Unisba.
Posted by Bustomi on Tuesday, 26 March 2013 in MasyarakatNewsPemberdayaan Masyarakat ·

Jurnalisme Warga (Citizen Journalism)


\

Kita ketika membutuhkan sebuah informasi sangatlah penting, karena untuk mencari informasi tersebut untuk mencari kebenarannya sangatlah sulit jika kita hanya mengandalkan satu pihak pemberi informasi itu. Informasi bisa kita dapati dengan mencari kebenarannya melalui pencarian yang lebih mendetail. Masyarakat yang membutuhkan informasi dari seorang jurnalis, mereka akan mempunyai pandangan yang berbeda-beda untuk pemberitaan yang ada. Akhirnya kebutuhan masyarakat akan informasi yang aktual adalah suatu keniscayaan yang tak bisa ditawar apalagi untuk diganggu gugat.
Setiap hari, masyarakat di seluruh dunia mengakses banyak informasi melalu televisi, radio, media cetak, atau internet. Sehari, sejam, permenit bahkan perdetik tak menonton berita, serasa ada sesuatu yang hilang dan kurang karena tak mengetahui apa yang sedang terjadi di belahan dunia lain, seperti minum kopi tanpa gula yang terasa hambar dan pahit.
Pada kenyataan yang ada informasi sekecil apapun itu sangatlah penting bagi kelangsungan hidup kita. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat akan informasi yang valid, benar dan bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya itu seringkali terkendala oleh pengusaha yang memiliki medianya itu menjerat akan kebenaran yang didapat oleh masyarakat. Seringkali media mainstreem tidak mengangkat berita yang sebenarnya penting bagi masyarakat banyak, dikarenakan “Agenda Setting” yang didasari kepentingan politis pemilik modal yaitu para pengusaha media.
hal tersebut sangatlah merugikan banyak orang. Masyarakat dengan kebutuhan informasi yang valid pun tak bisa terpenuhi, karena di sisi lain jurnalis yang bekerja pada media mainstreem tersebut tak bisa berbuat apa-apa.
Dengan kondisi seperti itu, Jurnalisme warga (citizen journalism) menjadi hal yang sangat penting untuk diangkat. Pewarta warga mempunyai ruang gerak yang sangat bebas tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Sehingga dalam mengangkat sebuah pemberitaan ia bisa bersikap lebih jujur dan menyampaikan fakta lebih utuh. Hal seperti ini tak bisa didapatkan oleh mereka yang bekerja di media mainstream. Intervensimassive seringkali terjadi sehingga menimbulkan swa-sensor pemberitaan agar tak merugikan pemilik modal atau pun kolega bisnisnya yang memasang iklan di media tersebut.
Kehadiran newmedia bisa sangat berperan dalam mengembangkan citizen journalist. Masyarakat dari kalangan manapun—bahkan yang tak menamatkan pendidikan dasar sekalipun— bisa berperan menjadi seorang pewarta warga. Warga bisa memanfaatkan blog, situs jejaring sosial untuk mengekspresikan kritik sosial dan menyampaikan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya secara bebas. Tanpa harus mengeluarkan banyak biaya untuk membuat sebuah media.
Tak cukup hanya mengabarkan saja. Untuk menghasilkan sebuah perubahan besar, seorang pewarta warga seharusnya bisa berjejaring dengan komunitas dan instansi-instansi terkait dengan persoalan yang ia geluti. Menyebarkan pemberitaan yang ia tulis melalui banyak media. Sehingga tercipta kekuatan besar di masyarakat untuk tergerak.
Peran aktif masyarakat dalam menyebarkan informasi tentang apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta masalah-masalah yang dihadapinya menjadi sangat penting. Dengan peran aktif masyarakat dalam pewartaan, bukan tak mungkin perubahan sosial ke arah yang lebih baik bisa terjadi.
Pewarta warga tidak hanya bertugas menyampaikan berita, tetapi juga sekaligus mengadvokasi kasus-kasus yang ia kawal. Dengan jejaring yang ia punya, bukan tidak mungkin ia bisa menggerakan banyak pihak. Melalukan advokasi tidak mesti dilakukan oleh mereka yang memiliki pendidikan hukum, pewarta warga pun bisa melalukannya. Pewarta warga dengan menjunjung tinggi idealismenya bisa melakukan pembelaan terhadap kaum tertindas. baik melalui tulisan-tulisan yang bisa membentuk gerakan massa, maupun langsung membela saat berhadapan dengan hukum.
Namun tentu saja, tidak berarti dengan kebebasan yang tanpa batas di internet, lantas berita-berita tanpa etika bisa dengan mudah di-posting. Validalitas berita, yang terangkum dalam proses verifikasi faktual dalam kegiatan jurnalisme warga adalah harga mutlak yang tak bisa ditawar kembali. Karena, para penggiat jurnalis warga juga harus memperhatikan dampak yang akan timbul dari pemberitaan atau tulisan-tulisan yang diangkatnya dalam media yang dikelolanya.
Pembinaan terhadap penggiat pewarta warga mengenai kode etik profesi jurnalistik penting untuk dilakukan. kekuatan besar jurnalisme warga dipadukan dengan tanggung jawab sosial dalam setiap kegiatannya, perubahan besar akan terjadi.

(Pengaruh Teknologi Komunikasi Terhadap Interaksi Sosial) The influence of communication technology to interaction social



Seiring zaman yang telah berkembang pesat Perkembangan Teknologi Komunikasi telah sangat meningkatkan gaya hidup kita, terutama dalam kehidupan interaksi keseharian kita yang saling bersosialisasi. Hal ini menimbulkan dampak serta pengaruh teknologi pada komunikasi dalam tiap-tiap aspek kehidupan juga. Perkembangan komunikasi telah mengalami kemajuan besar, dari sebuah simbol sampai ke ponsel model terbaru. Bahkan setiap abad kita sering menjumpai sebuah penambahan baru dalam cara berkomunikasi. Penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875 adalah penemuan teknologi pertama yang berdampak pada komunikasi manusia sampai jumlah besar-besaran. Penemuan lain berikutnya seperti internet, ponsel, barang elektronik, dan sebagainya, yang selanjutnya mendorong dan merubah proses komunikasi.
Media sosial adalah salah satu perkembangan teknologi yang memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi antara sesama manusia. Diawali dengan era Friendster dan Myspace, era Facebook dan Twitter, serta yang terbaru Google Plus, media ini memicu banyak perubahan manusia dalam bersosialisasi. Ini sesuai dengan tujuan awal mengapa media sosial dibuat yaitu memungkinkan kita untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia untuk mencari teman baru, pasangan hidup, berbisnis, bahkan berpolitik dan seakan-akan kita berada di dekatnya. jadi yang jauh terasa dekat tetapi yang dekat pun terasa jauh.
Informasi di atas membuktikan perkembangan dari teknologi media sosial yang tidak bisa kita anggap remeh dan kita abaikan begitu saja. Pengaruh dari perkembangan teknologi sangatlah mempengaruhi kehidupan kita yang membuat dampak hal yang positif dan juga negatif untuk diri kita. Lalu apa saja pengaruh media sosial terhadap hubungan dan interaksi sosial, diantaranya yaitu :
1.      Memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang tanpa ada batasan tertentu,
2.      Kita memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan siapapun dan di sisi dunia manapun,
3.      Memperluas pergaulan dengan siapapun itu,
4.      Jarak dan waktu bukan lagi masalah, dan
5.      Lebih mudah dalam mengekspresikan diri.
Namun, ternyata media sosial juga tidak selalu memberikan pengaruh yang baik dalam hubungan sosial. Berikut beberapa pengaruh negatif seperti:
1.      Menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dengan anda di kehidupan sehari-hari,
2.     Surat-menyurat dan percakapan face-to-face sebagian telah menghilang, yang telah digantikan oleh SMS atau chatting.
3.      Rentan terhadap pengaruh buruk orang lain, dan
4.      Masalah privasi yang terkadang membuat kita merasa ingin menyendiri.
Kesimpulannya adalah kita harus bisa menyeimbangkan antara hubungan di dunia nyata dengan hubungan di media sosial / dunia maya. kita seharusnya bisa menjadikan media sosial sebagai suatu tambahan berharga bagi pergaulan di dunia nyata, bukan malah menggantikannya atau bahkan menghilangkan kebiasaan yang sudah kita lakukan sehari-hari. Kita juga harus memahami mana yang boleh diungkapkan di media sosial dan mana yang tidak. Ingat! Media sosial akan sangat merugikan bagi kita apabila kita tidak bisa melindungi privasi kita sendiri dan bisa membawa kita ke kasus hukum.
Dalam hal menelaah hal yang baik dari segi positif maupun negatif itu bisa kita telaah secara mendalam. Tetapi secara logis, teknologi telah menjadikan proses komunikasi lebih baik. Poin positif dari kemajuan teknologi itulah yang bisa menutupi poin negatif dari perkembangan teknologi yang ada. Itu semua tergantung pada bagaimana kita menggunakan teknologi saat ini, menggunakan sarana teknologi komunikasi untuk tujuan yang benarkah atau tidak, itu tergantung dari diri kita sebagai pengguna. Jadilah orang yang bijak dalam hal menggunakan teknologi yang ada.

Daftar Referensi :

Powered By Blogger

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international voip calls