Minggu, 28 Juli 2013

Integrated Disaster Manager (IDM), Bantu Masyarakat Tanggulangi Bencana Alam


Puing-puing bangunan berserakan di depan bangunan Masjid pada tsunami Aceh tahun 2005 lalu. Foto: acehtourismagency.blogspot.com
Puing-puing bangunan berserakan di depan bangunan Masjid pada tsunami Aceh tahun 2005 lalu.
Foto: acehtourismagency.blogspot.com
Bencana alam begitu akrab di benak masyarakat Indonesia. Mulai dari gempa, banjir, sampai tsunami. Indonesia juga dikenal dengan penanganan kebencanaan yang buruk. Hal ini dilihat terutama dari tingkat kerusakan dan jumlah korban yang tinggi. Seharusnya ada semacam sistem manajemen yang solid dalam menghadapi keadaan-keadaan krusial seperti bencana alam.
Integrated Disaster Management (IDM) atau Penanggulangan Bencana Terpadu merupakan sebuah program besutan Bidang Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (BP2M) Salman. Program ini tak lain bertujuan untuk mengantisipasi dan menanggulangi korban bencana alam seperti gempa, banjir, gunung meletus, dan lain-lain. Di dalamnya ada program Mitigasi, Emergency Response, dan Recovery. Mitigasi sendiri merupakan sebuah usaha untuk mengurangi dampak bencana. Emergency Response adalah suatu tindakan antisipasi sebelum bencana terjadi.
“Setelah terjun di Emergency Respons, baru ketika masa emergency-nya (keadaan darurat) sudah beres kami masuk ke sistem Recovery. Recovery (pemulihan) yaitu program penghijauan atau penataan ulang baik,” jelas Darma Eka Saputra sebagai Pelaksana Program / Penanggung Jawab dari program IDM ketika diwawancarai di kantor BP2M (15/4) lalu.
Darma juga menjelaskan, IDM berusaha untuk mensinergikan potensi dan tenaga yang ada di Salman. Tim IDM hanya berperan sebagai katalis serta pengembang potensi dalam masyarakat. Intinya, IDM dan KORSA bekerja sama membentuk keadaan di mana masjid dan kader-kadernya menjadi sebuah pusat penanggulangan bencana yang terpadu.
Sejarah Berdirinya IDM
Saat terjadi bencana tsunami Aceh pada tahun 2005, barulah diinisiasikan sebuah program penanggulangan bantuan bencana alam. Tim relawan Salman baru terbentuk pada tahun 2007, kemudan diberi nama Korps Relawan Salman. IDM sendiri muncul ketika para pengurus sepakat untuk memfokuskan gerak dan arah program. Di lapangan, KORSA akan bekerjasama dengan IDM untuk saling membantu.
“Jadi KORSA itu di bawah naungan BP2M. Nah, KORSA kan dibawah penanggulangan bencana kan? nanti ketika keberjalanannya Korsa dan IDM itu saling berkoordinasi. Kita sumber SDM dari KORSA, jadi program pelaksana dipegang IDM, baru orangnya dari KORSA,” ujar Darma.
IDM dan KORSA sudah bergerak sejak bencana di Aceh pada tahun 2004 – 2005, lalu dilanjutkan ke gempa Bengkulu pada tahun 2007. Mereka sempat vakum selama satu tahun pada tahun 2008. Setelahnya mereka membantu menanggulangi bencana di Situ Gintung pada 2009, gempa di Jawa Barat dan gempa Padang sampai tahun 2010, lalu longsor di Ciwidey, Sinabung, Mentawai dan Merapi pada akhir 2010. Setelah Merapi tak lagi aktif, pada tahun 2011 mereka kembali untuk me-recovery Merapi. Lalu terakhir kebakaran di Cicalengka serta banjir yang terjadi pada tahun 2012.
Posted by Bustomi on Wednesday, 1 May 2013 in FeatureMasyarakatPojok Salman ·

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international voip calls