Minggu, 10 November 2013

Seleksi Beasiswa Perintis ke-4 Diikuti Ribuan Peserta


Peserta mengerjakan soal seleksi dari panitia Beasiswa Perintis, di Ruang Utama Masjid Salman ITB, Ahad (27/10).  (Foto oleh Bustomi)
Peserta mengerjakan soal seleksi dari panitia Beasiswa Perintis, di Ruang Utama Masjid Salman ITB, Ahad (27/10).
(Foto oleh Bustomi)

Ratusan siswa memadati Ruang Utama Masjid Salman ITB, Ahad (27/10) kemarin. Murid-murid  Menengah Atas tersebut sedang mengikuti tes seleksi Beasiswa Perintis. Tahun ini, acara yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) itu diikuti oleh sebanyak 1100 peserta yang berasal dari sekolah-sekolah di Bandung Raya .
“Kita sedang mencari berlian-berlian yang akan membangun indonesia dimasa yang akan mendatang,” ujar Syarif Hidayat, Ketua Pengurus Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB.
Padatnya ruang utama masjid juga disebabkan oleh penambahan peserta dari sejumlah sekolah. Karenanya, panitia menyediakan tempat seleksi di Cililin untuk 200 orang peserta, di Garut untuk 100 orang peserta, serta di Majalengka untuk 700 orang peserta. “Untuk tahun lalu seleksi beasiswa perintis ini ada sekitar 800 peserta sedangkan sekarang ada 1100 peserta,” papar Irfan Ramdani, selaku Koordinator Beasiswa Perintis 4.
Irfan juga menjelaskan sistem try out (TO) seleksi, yaitu dengan sistem gugur. Peserta akan mengikuti try out sebanyak tiga tahapMeski dalam satu tahap skor yang diraih tak sesuai harapan, peserta masih bisa memperbaiki total nilai lewat tahap-tahap berikutnya. “Kita juga melihat perkembangan seperti itu, progress (dari) ketiga kali TO tersebut,” tegas Irfan.
Beasiswa Perintis sendiri adalah beasiswa bimbingan belajar selama tiga puluh hari dicamp belajar. Peserta yang lolos seleksi akan dikarantina dan belajar bersama untuk menghadapi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). [Ed: Dh]

 Oleh 

Menyambut Adha Fest Dengan Lomba Masak


Salah satu peserta Lomba Masak yaitu Ibu-ibu PKTW (grup prikitiw) sedang memasak tetapi untuk penutup wajannya menggunakan wajan lagi karena mereka kurang mempersiapkan segalanya, Ahad (20/10). di Lapangan Rumput Masjid Salman ITB. Foto oleh Bustomi
Salah satu peserta lomba sedang memasak di Lapangan Rumput Masjid Salman ITB, Ahad (20/10). (Foto: Bustomi)
http://salmanitb.com/2013/10/menyambut-adha-fest-dengan-lomba-masak/
Keramaian Idhul Adha di Masjid Salman ITB, Ahad (20/10) lalu sangat terasa, seperti halnya di hari raya Idhul Fitri. Heboh, karena  ibu-ibu Kampoeng Bangkit, Ganesha Madani dan Riksa melakukan lomba masak dengan bahan yang dirahasiakan sebelumya oleh panitia.
Pada lomba yang bertempat di Lapangan Rumput Salman ini ibu-ibu tersebut memasak menggunakan bahan “rahasia”, yaitu daging dan salad. Bahan-bahan tersebut harus diolah sesuai dengan kreatifitas peserta lomba. Peralatan masak seperti kompor sudah disiapkan oleh panitia, tapi  peralatan dapur dibawa oleh peserta sendiri.
Bahkan ketika lomba dimulai ada yang menggunakan dua wajan; satu wajan sebagai penutup wajan satunya lagi, supaya masakan bisa matang merata. Itu sebabnya persiapan dan kreatifitas tak hanya dalam masakan, tapi juga bagaimana mereka menyiapkan segalanya dengan tepat. Tak hanya itu, penilaian juri pun tertuju kepada penampilan yang bagus dan dapat menarik perhatiani. Karena bukan hanya rasa atau banyak variasinya. “Sebetulnya kalau seorang chef itu ya nomor satu itu, yang diutamakannya adalah penampilan terlebih dahulu seperti garnis dulu,” ujar Kosasih Suhendar salah satu Juri masak. [Ed: Dh]


 Oleh 

Penyerahan Hewan Kurban Kepada Kampoeng Bangkit


    Septian Firmansyah menyerahkan hewan kurban pada Bapak Eden, perwakilan Kampoeng Pojok Sukamulya Ahad (13/10) lalu. (Foto: Bustomi)
    Septian Firmansyah menyerahkan hewan kurban pada Bapak Eden, perwakilan Kampoeng Pojok Sukamulya Ahad (13/10) lalu.
    (Foto: Bustomi)

    Tak terasa besok Hari Raya Idul Adha datang. Bidang-bidang di Salman ITB, terutama Badan Pelayanan dan Pengembangan Masyarakat (BP2M) bergotong-royong mendistribusikan hewan kurban, Ahad (13/10) kemarin.  Pendistribusian yang dilaksanakan di Lapangan Rumpu Barat Masjid Salman ini terutama difokuskan pada masyarakat Kampoeng Bangkit.
    “Untuk total hewan yang disebar hari ini totalnya ada 30 hewan, yaitu kambing atau domba. Masing-masing lima hewan setiap Kampoeng Bangkit-nya,”ujar Septian Firmansyah, manajer BP2M yang bertindak sebagai Supervisi Pendistribusian.
    Septian menjelaskan, pendistribusian ini dilakukan demi kemerataan hewan kurban bagi yang berhak. Kemarin pendistribusian diutamakan untuk pendistribusian hewan yang akan dikirim dari luar Ganesha. Di antaranya ke Kampoeng Bangkit Cibungur, Kampoeng Bangkit Manteos, Kampoeng Arcasari, Kampoeng Bongkaran, Kampoeng Pojok Sukamulya, dan Kampoeng Cirungkang. [Ed: Dh]

Berbagi Ilmu Lewat Pelatihan LPP di Medan


Pelatihan pembinaan kompetensi siswa di kota Tanjung Balai. (Foto: Dok. LPP)
Pelatihan pembinaan kompetensi siswa di kota Tanjung Balai.
(Foto: Dok. LPP)

Semua orang berhak mendapat pendidikan. Semua anak berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi diri seluas-luasnya. Anak-anak Indonesia mampu berprestasi baik di dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Salman ITB mempersiapkan program pendampingan peningkatan kompetensi siswa di bidang sains.  Nantinya peserta program akan diikut sertakan dalam Olympiade Sains Nasional.
“Kita akan mempersiapkan siswa sehingga siap untuk mengahadapi tes kompetensi, khususnya untuk Olympiade Sains Nasional,” ujar Jam’ah Halid, salah satu panitia program ketika ditemui di kantor LPP di Masjid Salman ITB, Rabu (2/10) lalu.
Program pelatihan yang berlangsung selama bulan Oktober  ini akan dilaksanakan di kota Medan. Peserta tidak dibebani biaya apa pun. Fasilitas-fasilitas seperti penginapan dan biaya akomodasi ditanggung oleh Dinas Pendidikan kota Medan.
“Untuk itu LPP hanya mempersiapkan diri untuk olympiade dari segi Sumber Daya Manusianya. Jadi hanya ada tambahan materi yang diberikan kepada mereka. Mulai dari pelatihan motivasi, dan training-training student motivation,” ujar Jam’ah.
Pesertanya sendiri diambil dari sekolah-sekolah di Medan. Mereka adalah siswa-siswi terpilih yang lulus tes seleksi Dinas Pendidikan Medan. Peserta berasal dari jenjang Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Jam’ah mengungkapkan, tujuan diadakannya pelatihan ini ialah untuk membantu dan mengembangkan siswa-siswa yang siap berprestasi.  “Intinya itu adalah efek domino. Kebanggaan akan diri akan naik, itu hal pentingnya,” tegas wanita yang akrab dipanggil Mbak Jim ini.
Ia berharap, pelatihan ini dapat dijadikan relawan LPP sebagai ajang pelatihan diri; bagaimana bersosialisasi dengan masyarakat dan bagaimana menempatkan diri di dunia yang berbudaya beda dari Salman.

 Oleh 

LPP Goes To Timor Leste


Kegiatan acara pelatihan manajemen kualitas sekolah yang tengah berlangsung di Garden Beach Hotel, sabtu (28/9). Foto oleh Dokumentasi LPP.
Kegiatan acara pelatihan manajemen kualitas sekolah yang tengah berlangsung di Garden Beach Hotel, sabtu (28/9).
Foto oleh Dokumentasi LPP.
Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Salman ITB bekerjasama dengan Qatar Charity (QC) menyelenggarakan pelatihan bagi para guru. Acara yang bertempat di Hotel Garden Beach Dili, Timor Leste ini dilaksanakan dari bulan September sampai Desember. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pelatihan motivasi dan prestasi untuk guru.
“Adanya acara ini sebetulnya kita ingin membantu program Qatar Carity. Mereka punya program teacher achievement (prestasi guru) yang diperuntukan bagi yayasan dibawah Qatar Charity,” ujar Jam’ah Halid, selaku Project Manager ketika ditemui di kantor LPP, Rabu (2/10) lalu.
Qatar Charity sendiri adalah sebuah organisasi non-pemerintahan yang didirikan pada tahun 1992. Biasanya ia bekerja di bidang pembangunan berkelanjutan seperti pendidikan, mengurangi kemiskinan, dan bantuan bencana serta tanggap darurat. Qatar Charity sebagai penggerak program sedangkan LPP sebagai penyedia SDM. Program yang sudah dijalankan dalam bentuk rangkaian pelatihan ini telah dimulai dengan pelatihan manajemen kualitas sekolah.
Selain itu ada 9 pelatihan dasar, yaitu Teacher Motivation, Creative Math Teacher, Creative Science Teacher, School Quality Management, 3 M Learning, Teacher Compentence in Math, Student Assesment, Performance Excelent, dan Children Psychology.
Dengan adanya kerjasama ini, menurut Jam’ah,   diharapkan kesinambungan antara LPP Salman dengan Qatar Charity terus berlanjut. [Ed: Dh]

 Oleh 

Masjid Bersih, Taman Ganesha Tidak?

http://salmanitb.com/2013/10/masjid-bersih-taman-ganesha-tidak/
Sampah yang berserakan disekitar pohon menimbulkan bau yang tidak sedap. (Foto oleh Bustomi)
Sampah yang berserakan di sekitar pohon menimbulkan bau yang tidak sedap. (Foto oleh Bustomi)
Pada Ahad pagi, banyak kegiatan yang berlangsung di sekitar Masjid Salman ITB, khususnya di Taman Ganeca. Misalnya kegiatan mentoring adik-adik dan kakak-kakak Pembinaan Anak Salman (PAS). Sayang, setelah kegiatan usai, banyak sampah berceceran. Mulai dari sampah bekas makanan,sampai sampah bekas prakarya yang tidak terpakai lagi.
Padahal Masjid Salman selalu terjaga kebersihannya. Perbedaan tersebut begitu terasa ketika menginjakkan kaki di Taman Ganeca. “Ya, di sini sering banyak sampah ketika siang hari, apalagi setelah ada kegiatan,” ujar Wawan, salah satu Pedagang Kaki Lima (PKL) ketika diwawancarai pada Ahad (29/9) lalu.
Biasanya, sampah dalam tong-tong sampah diangkut tiap seminggu atau dua minggu sekali. Namun akhir-akhir ini sampah-sampah tersebut seolah terbengkalai. Sampah yang belum diangkut seringkali menimbulkan aroma yang tak sedap. Akibat sampah yang menumpuk, ekosistem di sekitarnya pun ikut terganggu.
Alangkah tidak layak, taman masjid yang harusnya asri dan nyaman diceceri sampah. Harusnya tak hanya masjid yang dijaga kebersihannya, tapi juga Taman Ganeca. Bagaimana pun juga, Taman Ganeca merupakan tempat yang sering digunakan jamaah Masjid untuk berkegiatan. “Dengan begitu harapan ke depan taman kota ini bisa lebih bagus dan nyaman untuk ditempati,” celetuk Wawan. [Ed: Dh]

 Oleh 

Taman Makam Salman untuk Umat Muslim


http://salmanitb.com/2013/09/panitia-pembangunan-taman-makam-salman/

Denah lokasi Makam Salman.  (Foto: Dok. Panitia)
Denah lokasi Makam Salman.
(Foto: Dok. Panitia)
Akhir-akhir ini mulai bermunculan kompleks pemakaman yang dikelola secara professional tetapi sangat kental dengan muatan bisnis. Dalam artian mereka yang mengelola makam hanya ingin menambah kekayaan semata. Lahan untuk pemakaman umum pun semakin terbatas. Akhirnya makam yang ada di sekitar kita banyak yang tidak memenuhi persyaratan Makam Muslim. Oleh sebab itu Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB merintis program Wakaf Makam Salman. Wakaf makam ini diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan makam keluarga besar Masjid Salman ITB dan masyarakat muslim pada umumnya.
“Salman ingin supaya makam itu bagus, harganya tetap murah jadi bukan lagi ajang bisnis. Tapi ya makam ini untuk pelayanan untuk dimanfaatkan bersama. Harga pun kita tekan agar bisa serendah mungkin,” ujar M. Kamal Muzakki selaku penyelenggara, Rabu (18/9) lalu.
Syarat makam muslim sendiri salah satunya adalah harus ada jarak kosong antar makam. Alasannya, karena makam yang satu tidak boleh “menduduki” wilayah makam lainnya. Sebab jika hal tersebut terjadi, Kamal mengatakan, bisa berakibat menambah siksa kubur penghuni makam yang “terduduki”. “Jadi harapannya dengan adanya makam muslim ini, nantinya membuat space untuk peziarah agar bisa tetap ada. Itulah dari sisi kelayakan makam,” sambungnya.
Program Wakaf Salman ini sedang berjalan pada tahap awal, dan akan dibuka pada April 2014. Kompleks pemakaman ini terletak di area KM 99 jalan tol Cipularang, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta. Lahan yang digunakan seluas 10 hektar (dapat diperluas hingga 50 hektar), sedangkan untuk area pengembangan sejumlah 40 hektar. [Ed: DH]

Memancing Ikan, Melepas Bosan

http://salmanitb.com/2013/09/kolam-di-taman-ganesha-menjadi-tempat-pemancingan-dadakan/


Asep sedang memasukan ikan kedalam Kolam di Taman Ganesha untuk di pancing lagi oleh para pemancing yang lainnya. (Foto: Bustomi)
Asep sedang memasukan ikan kedalam Kolam di Taman Ganesha untuk di pancing lagi oleh para pemancing yang lainnya. (Foto: Bustomi)
Taman Ganesha yang letaknya dekat dengan Masjid Salman ini merupakan salah satu tempat favorit di Salman.  Suasananya yang sejuk dan tenteram kerap kali menjadi tempat bermain untuk anak-anak serta warga sekitar. Tidak hanya itu, Taman Ganesha juga merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau yang ada di Bandung.
Pada hari-hari kerja, tidak ada aktivitas apapun di sekitar kolam yang ada Taman Ganesha. Namun, tiba-tiba ada kegiatan mancing di kolam tersebut pada Minggu (22/9) lalu. Kolam yang semula berfungsi untuk mempercantik taman diubah menjadi Kolam Pemancingan bagi sebagian orang yang ada di sana.
Asa, salah satu pemancing, dan teman-temannya memang sengaja berkumpul di Taman Ganesha hanya untuk melepas penat setelah kerja seharian dengan mancing.
“Kumpul-kumpul aja, kan capek seharian kerja tiap hari Senin sampai Jumat. Nah hiburannya dengan memancing dikarenakan setiap sabtu dan minggu libur.  Jadi hari itulah untuk menghilangkan rasa jenuh itu,” ujarnya.
Kolam di Taman Ganesha dipilih oleh sebagian orang karena tempatnya gratis.  Orang yang punya uang dengan yang tidak punya uang bisa ikut mancing di sini, Walaupun sebagian besar juga mengeluarkan biaya untuk membeli ikannya. Memancing di sini hanya untuk menghibur para bapak yang sudah jenuh akan kerja mereka.
Terkadang juga ada sisa ikan yang belum terpancing.  Sisa ikannya itu bisa diambil oleh mereka yang tidak mampu untuk membayar pada waktu itu. Jadi untuk keesokannya harinya sisa mancing bisa di sumbangkan untuk mereka secara gratis dan bisa di pancing lagi oleh siapapun itu.



 Oleh 

Festival Kurban di Hari Raya Idul Adha


Festival Kurban rencananya akan dilaksanakan pada 27 November mendatang. (Foto ilustrasi: kaskus.co.id)
Festival Kurban rencananya akan dilaksanakan pada 27 November mendatang.
(Foto ilustrasi: kaskus.co.id)
http://salmanitb.com/2013/09/festival-kurban-di-hari-raya-idul-adha/

Idul Adha tinggal sebulan lagi. Rumah Amal Masjid Salman ITB mempunyai berbagai macam acara sebagai penyambut datangnya hari raya tersebut. Mulai dari persiapan hewan kurban, hingga acara yang akan dilaksanakan nanti.
“Karena ini masih momen ulang tahun Salman, kita akan memberikan yang spesial buat masyarakat Masjid Salman dengan memberikan 1000 kurban,” ujar M. Kamal Muzakki, selaku Ketua Panitia ketika diwawancarai di Kantor Rumah Amal, Sabtu (14/9) lalu.
Tahun ini kurban tak hanya diperuntukkan kepada masyarakat sekitar Masjid Salman, tapi juga untuk masyarakat seluruh Kota Bandung. Acara yang nantinya diadakan pada tanggal 27 Oktober dinamakan Bandung Adha Fest. Kegiatan yang akandiadakan mulai dari pemotongan hewan kurban, Festival Pameran Makanan Khas Daerah, hingga Makan Besar. Tak hanya itu, rencananya akan diadakan pemecahan rekor MURI, yaitu Porsi Sate Bandung terbanyak. Salah satu latar belakangnya, yaitu agar bidang pariwisata kota Bandung ikut terangkat.
Acara ini terbuka untuk umum. Jadi, tidak hanya kaum dhuafa saja yang berhak mendapatkan, tetapi semua orang pun bisa. Dengan adanya festival ini, diharapkan Masjid Salman dapat menyebarkan syiar agama serta nilai kebudayaan. “Untuk itu kita lihat saja nanti bagaimana saat acara berlangsung pasti banyak sekali acaranya,” cetus Kamal.

 Oleh 

Ragam: Selaraskan Teknologi dan Kelestarian Lingkungan


Muhammad Jusuf Kalla sedang memaparkan materi kepada peserta
Muhammad Jusuf Kalla tampil sebagai pembicara dalam acara Ramadhan’s Great Meeting (Ragam), Minggu (14/7). (Foto: P3R, Sasa)
http://salmanitb.com/2013/07/ragam-selaraskan-teknologi-dan-kelestarian-lingkungan/

Manusia haruslah menjaga kelestarian lingkungan agar lingkungan yang ada di kita tetap terjaga dengan baik dan memberikan manfaat kepada kita semua. Jika tidak teknologi yang ada tidaklah bisa berkembang dengan baik tanpa ada dari dukungan alam yang baik pula.
Hal ini diungkapkan oleh Ridwan Kamil dalam acara Seminar Akbar Ramadhan’s Great Meeting (Ragam), Minggu (14/7). Ini merupakan rangkaian gebyar ramadhan yang dilaksanakan Panitia Pelaksanaan Program Ramadhan (P3R) 1434 H Masjid Salman ITB. Acara yang bertempat di Aula Timur Kampus ITB itu mengambil tema “Teknologi Untuk Lingkungan”.
“Jadilah manusia yang terbaik untuk semuanya yaitu dengan memberikan manfaat kepada orang lain serta memelihara lingkungan yang ada di sekitar kita,” kata Walikota Bandung periode 2013-2018 itu.
Selain Ridwan Kamil, dalam acara itu hadir pula mantan Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla. Ia menyampaikan tentang peran masyarakat islam dalam pengembangan teknologi.
Teknologi, menurut Kalla, sangat dibutuhkan oleh setiap individu manusia tanpa terkecuali. “Teknologi adalah sumber kehidupan. Oleh sebab itu jika tidak ada teknologi kita bisa saja kembali di zaman dahulu,” kata Kalla.
Bila kita hidup tanpa ada teknologi di zaman modern ini, kita bisa sangat terbelakang. Membuat inovasi dan pembaruan teknologi harus terus dilakukan. Agar penggunaan teknologi kita selaras dengan alam dan lingkungan, serta menjaga kelestariannya dengan menggunakan energi baru dan terbarukan.
Ragam menjadi sarana silaturahmi antara para tokoh nasional dengan mahasiswa. Khususnya para mahasiswa di kota Bandung.  [ed. FF]

 Oleh 

Seri Training Enterpreunership : Salesmanship (Keahlian Berdagang)

“Orang enterpreunership itu tidak harus perlu mempunyai modal, pengertian modal ini bisa macam-macam bisa jadi uang. Tapi yang terpenting itu jiwa mentalnya ya itu modal terpenting untuk enterpreneurship, yang bisa jujur dan bisa terpercaya. Dengan bagaimana dia berkomunikasi dengan orang terus bagaimana dia mempunyai jiwa daya tahan bila dia diuji apapun dia tetap akan istiqomah,” ujar M. Indra Sabajaya (Manajer perhubungan dari Bank Mu’amalat) ketika diwawancarai setelah training kewirausahaan.
Banyak memang pengusaha yang ingin mencari kekayaan semata tetapi tidak selamanya sesuai dengan keinginan kita. Akhirnya pun kandas ditengah jalan. Oleh karena itu Beasiswa Visi wirausaha dari Divisi Mahasiswa dan Kaderisasi (DMK) di bawah naungan YPM Salman dan Rumah Amal bekerjasama dengan Bank Muamalat menyelenggarakan Seri Training Wirausaha, pada Sabtu (15/6), bertempat di GSS-E Masjid Salman ITB. Acara ini dimaksudkan untuk mencetak wirausahawan dari para penerima beasiswa visi wirausaha Masjid Salman ITB.
Untuk materi kedua kali ini yang dibahas oleh Indra tentang Salesmanship (Keahlian Berdagang). “Jangan hanya mau untung gede saja, yang penting itu kuat mental!”, papar Indra.
Selain memperhitungkan akan modal keuntungan yang kita dapat, kita juga harus berani dalam mental yang ada di diri kita. Apalagi ketika kita menjadi seorang sales. Kita harus menjual produk yang kita bawa sampai laku terjual.
Tak hanya jual produk, kita juga harus menjual tampang agar orang mau tertarik melihat produk yang kita bawa. Karena ketika berjualan dengan tampang yang kumuh orang pun tak mau mendekati apalagi untuk melihatnya saja sudah tidak mau.
Menjual produk dengan prospek yang sudah ada kita hanya perlu bisa meyakinkan orang mau untuk membeli barang kita. “jualan mah gampang yang penting mental kita,” tegas Indra.
Memang yang terpenting dalam kita berjualan selain mental yang kuat menghadapi berbagai konsumen, kita juga harus bisa mengembangkan aset yang ada. Indra juga memberikan hal yang sangat penting dilakukan selain percaya diri yaitu sikap tenang kita terhadap konsumen, cara berdiri kita, dan belajar melatih berbicara dengan orang lain serta pakaian kita yang pakai.
Untuk pertemuan berikutnya kita akan diajarkan bagaimana mengatur keuangan yang sudah kita dapat dan perilaku kita terhadap uang itu. Oleh sebab itu mulailah kita belajar melakukan itu semua dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Agar nanti kita siap untuk bisa menghadapinya.


 Oleh 

BP2M Dengan Synersia Foundation Bangkit Untuk Indonesia Yang Lebih Baik

Siapa yang tak kenal dengan Masjid Salman, masjid sejuta umat. Dimana banyak sekali program-program dari setiap divisinya mempunyai program untuk kelangsungan kehidupan yang lebih baik bagi kita. Salah satunya Badan Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (BP2M) baru-baru ini membuat program baru bekerjasama dengan Sinergi Untuk Indonesia (Synersia). Sinergi Untuk Indonesia adalah sebuah gerakan yang mengajak para insan terbaik bangsa ini untuk berkarya dan berkontribusi di daerah masing-masing.
Dalam program baru ini mereka ingin membangkitkan semangat baru untuk kepeduliaan mereka terhadap masyarakat yang ada di masing-masing daerah. Jadi BP2M tidak hanya berkontribusi disekitar lingkungan Masjid Salman ITB tetapi berkontribusi menyeluruh ke seluruh Indonesia, karena visi-misi dari Masjid Salman itu sendiri yaitu bisa menjadi tempat berkontribusi bagi semuanya.
Kebetulan dari BP2M sendiri bekerjasama dengan Gerakan sinergi untuk indonesia intinya mereka ingin mengirimkan para alumni perguruan tinggi ke berbagai daerah, seperti Indonesia mengajar tapi mereka disana tidak hanya sekedar untuk mengajar, melainkan melakukan sebuah program-program pemberdayaan untuk masyarakat sekitar.
“Kenapa sih salman bekerjasama dengan pihak yang lain?? Karena kalau saya sendiri merasa bahwa kalau sendirian BP2M dengan korsa juga sendirian, kita tidak akan bisa berbuat banyak makanya kita perlu pihak lain salah satunya Synersia Foundation,” papar Septian Firmansyah (manajer dari BP2M) ketika diwawancarai di taman Masjid Salman, Sabtu (1/6) lalu.
Menurut Septian dengan adanya kerjasama antara pihak BP2M (Perwakilan dari YPM Salman ITB) dengan Synersia Foundation serta ada juga kerjasama dari pihak Yayasan Kalam 17. Dengan begitu akan ada bersinergi antara ketiga kerjasama tersebut di jaringan Salman. Jadi di jejaring Synersia Foundation kita bisa bertemu bareng untuk melaksanakan program yang akan berjalan. Meskipun orang-orang dari synersia sendiri sama-sama orang salman juga. “Cuma, jadi beda fokus saja,” tegasnya.
Gerakan Synersia ini merupakan sebuah gerakan yang dibentuk untuk mensiasati kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi antara pusat dan daerah. Dengan solusi yang ditawarkan tersebut adalah dengan mengirimkan para pemuda yang disebut sinergisator ke beberapa daerah penugasan. Selama penugasan, para sinergisator akan merancang dan mengimplementasikan berbagai program pemberdayaan masyarakat, baik pada bidang ekonomi, pendidikan, maupun teknologi tepat guna.
Dari pihak Synersia Foundation sendiri memberikan tanggapan tentang adanya kerjasama ini yaitu A. Yahya (sekretaris Synersia Foundation). “Ya, itu tadi untuk menyelesaikan masalah pemberdayaan masyarakat itu yang didaerah, haruslah menyeluruh yang tidak hanya pada satu sisi saja. Tetapi perlu banyak sisi yang digarap dan mungkin nanti ada teman-teman yang lain menggarap disisi yang lain juga karena kita satu lembaga yang tidak bisa menggarap di semua bidang. karena kita juga punya fokus masing-masing,” Jelasnya.
Semoga saja dengan adanya program baru ini bisa membangun Indonesia lebih baik lagi. Serta Masjid Salman tidak hanya memakmurkan disekitar Salman saja tetapi bisa memakmurkan seluruh umat.


Oleh 

Mengkaji Kitab Melalui Kelas Bahstul Kutub


Mengkaji kitab gundul membutuhkan ilmu dan pemahaman yang baik akan bahasa Arab.
Foto: www.elhooda.net
Mengkaji kitab gundul membutuhkan ilmu dan pemahaman yang baik akan bahasa Arab.
Foto: www.elhooda.net



Tak semua orang bisa membaca kitab gundul, atau kitab berhasa Arab tanpa syakkal atauharakat. Melafalkannya saja sudah sulit, apalagi mengkaji maknanya? Bidang Dakwah Salman kemudian menyelenggarakan kelas Bathsul Kutub yang termasuk ke dalam program Studi Islam. Tujuannya antara lain untuk memfasilitasi mereka yang ingin mengkaji al-Qur’an terutama dari ilmu bahasanya.
“Bathsul Kutub ini sebagai ajang latihan bagi mereka yang sudah dibekali ilmu “alat” seperti ilmu nahwu dan tasrif. Jadi, ini adalah latihan membaca kitab dengan menggunakan ilmu nahwu dan ilmu shorof yang sudah dipelajari sebelumnya,” terang Ustadz Zulkarnaen, Penanggung Jawab kelas ketika diwawancarai via telepon, pada Senin (27/4) lalu.
Pengertian dari “Bathsul Kutub” sendiri adalah mengkaji kitab atau buku. Di sini mereka diberikan materi pembelajaran mulai dari membaca, menerjemahkan, memahami,  sampai mengkaji isi kitab secara mendalam. Kitab yang dikaji boleh kitab Islam tentang apa saja sepanjang kitab tersebut belum ada harakat atau tanda bacanya. Maklum, tujuan akhir kelas ini adalah peserta mendapat ilmu-ilmu alat alias ilmu gramatikal dalam mengkaji kitab berbahasa Arab, seperti ilmu nahwu dan shorof.
Ilmu nahwu sendiri adalah ilmu untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih berupa kata tunggal atau satu (mufrod) atau sudah tersusun/tersambung (murokkab). Sedangkan ilmu shorof adalah bagian dari ilmu nahwu yang membahas kata dalam keadaan tunggal atau mufrod.
“Intinya kita membekali keterampilan untuk membaca kitab, melatih siswa untuk bisa membaca kitab karena kan membaca kitab kita harus mempunyai ilmu dan itu harus terus dilatih supaya bisa. Serta harapan kedepannya para peserta ini mempunyai kemampuan untuk bisa membaca kitab dan hasilnya bisa menganalisis sendiri kitab apapun itu karena mereka sudah dilatih sebelumnya,” ujar Ustadz yang biasa dipanggil dengan Ustadz Zul ini.
Kelas Bahstul Kutub diadakan setiap hari Selasa jam 10 pagi dan Ahad jam 4 sore dengan 24 kali pertemuan, bertempat di GSS (Gedung Sayap Selatan) Masjid Salman ITB. Pesertanya terbuka khusus bagi mereka yang sudah mempunyai dasar paham bahasa Arab.
Sayang sekali memang jika sebuah masjid berdiri semata-mata untuk shalat atau mengaji tanpa ada pengkajian kitab di dalamnya. Betapa mulianya bila sebuah masjid mampu menjadi rumah dalam arti sebenar-benarnya rumah bagi umat; siapa pun itu tanpa terkecuali. [Ed: Dh]

  •  
  •  
  • Wednesday, 29 May 2013 Oleh 
    Powered By Blogger

     
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international voip calls